Banjir Terjang Thailand, 12 Tewas
A
A
A
BANGKOK - Setidaknya 12 orang tewas dan banyak desa terendam setelah hujan lebat menyebabkan banjir besar di Thailand selatan. Kementerian Dalam Negeri Thailand menyatakan ratusan orang terkena dampak banjir yang ketinggiannya mencapai atap rumah di beberapa daerah.
Jasa transportasi, termasuk penerbangan, telah terganggu dan upaya penyelamatan sedang dilakukan untuk menjangkau mereka yang terisolir. Curah hujan yang tinggi diperkirakan akan terus berlansung selama setidaknya dua hari ke depan seperti dikutip dari BBC, Minggu (8/1/2017).
Banjir bandang juga merusak ratusan sekolah dan memutuskan kabel listrik di seluruh Thailand selatan. Warga di desa-desa di seluruh wilayah menggunakan inflatables, seperti cincin karet, untuk menyebrangi jalan yang terendam air.
Sementara itu, bandara di provinsi Nakhon Si Thammarat terpaksa ditutup setelah daerah itu menerima curah hujan mencapai 162mm, sebuah rekor tersendiri pada Jumat kemarin, kata para pejabat. Seorang pejabat di Departemen Meteorologi Thailand mengatakan bahwa situasi sangat buruk, menambahkan bahwa hujan berat masih terjadi di Selatan.
Dalam menanggapi krisis, angkatan laut Thailand telah menempatkan kapal terbesar di Selatan untuk bertindak sebagai pusat komando mengambang, pengiriman bantuan menggunakan helikopter dan perahu kecil.
Musim hujan kali ini adalah musim hujan terberat di Thailand dimana negara itu biasanya masuk musim kering antara bulan November dan Januari. Musim hujan juga tidak menguntungkan bagi ekonomi Thailand, yang sangat bergantung pada pariwisata, dimasa saat ini menjadi puncak musim liburan.
Pada tahun 2011, banjir di Thailand selatan menyebabkan ribuan orang dari sepertiga dari provinsi mengungsi dan menyebabkan lebih dari 600 orang tewas.
Jasa transportasi, termasuk penerbangan, telah terganggu dan upaya penyelamatan sedang dilakukan untuk menjangkau mereka yang terisolir. Curah hujan yang tinggi diperkirakan akan terus berlansung selama setidaknya dua hari ke depan seperti dikutip dari BBC, Minggu (8/1/2017).
Banjir bandang juga merusak ratusan sekolah dan memutuskan kabel listrik di seluruh Thailand selatan. Warga di desa-desa di seluruh wilayah menggunakan inflatables, seperti cincin karet, untuk menyebrangi jalan yang terendam air.
Sementara itu, bandara di provinsi Nakhon Si Thammarat terpaksa ditutup setelah daerah itu menerima curah hujan mencapai 162mm, sebuah rekor tersendiri pada Jumat kemarin, kata para pejabat. Seorang pejabat di Departemen Meteorologi Thailand mengatakan bahwa situasi sangat buruk, menambahkan bahwa hujan berat masih terjadi di Selatan.
Dalam menanggapi krisis, angkatan laut Thailand telah menempatkan kapal terbesar di Selatan untuk bertindak sebagai pusat komando mengambang, pengiriman bantuan menggunakan helikopter dan perahu kecil.
Musim hujan kali ini adalah musim hujan terberat di Thailand dimana negara itu biasanya masuk musim kering antara bulan November dan Januari. Musim hujan juga tidak menguntungkan bagi ekonomi Thailand, yang sangat bergantung pada pariwisata, dimasa saat ini menjadi puncak musim liburan.
Pada tahun 2011, banjir di Thailand selatan menyebabkan ribuan orang dari sepertiga dari provinsi mengungsi dan menyebabkan lebih dari 600 orang tewas.
(ian)