Bendera OPM Berkibar di KJRI Melbourne, Australia Bungkam
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Australia masih bungkam atau belum berkomentar terkait pengibaran bendera Organisasi Papua Merdeka (OPM) oleh seorang aktivis di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Melborune. Indonesia pada Sabtu (7/1/2017) mengutuk keras insiden itu dan mendesak Australia bertindak.
Insiden itu terjadi pada hari Jumat. Awalnya, seorang aktivis memanjat gerbang dinding samping gedung KJRI Melbourne untuk naik ke atapnya.
Dia kemudian mengibarkan bendera berlogo bintang kejora itu dengan tangannya. Tak lama kemudian, aktivis tersebut turun di luar kantor KJRI dan kembali mengibarkan bendera OPM dengan tangannya.
Kementerian Luar Negeri Indonesia dalam sebuah pernyataan mendesak Pemerintah Australia mengambil tindakan untuk mencegah agar kejadian serupa tak terulang. Insiden ini terjadi menyusul ketegangan terkait penghinaan Pancasila oleh oknum tentara Australia di pangkalan militer Perth November lalu.
Ulah aktivis itu direkam dan videonya telah dirilis beberapa media Australia.”Ini tindak pidana yang melanggar hukum negara bagian Victoria yang berlaku di Australia dan Konvensi Wina tahun 1961,” bunyi kecaman Kementerian Luar Negeri Indonesia dalam sebuah pernyataan.
”Pemerintah Indonesia juga meminta pihak berwenang Australia untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencegah agar kejadian serupa tak terulang di masa depan,” lanjut Kementerian Luar Negeri Indonesia.
Indonesia menyatakan tindak pidana seperti itu tidak bisa ditoleransi sama sekali. “Australia memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk segera memproses hukum dan menjamin keamanan semua misi Indonesia di Australia,” imbuh Kementerian Luar Negeri Indonesia.
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Lestari Priansari Marsudi telah berkomunikasi dengan Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop pada hari Sabtu untuk menjamin keamanan para staf diplomatik dan konsuler Indonesia di Australia. Namun, hingga kini pemerintah Australia belum memberikan pernyataan sikap tentang insiden ini.
Insiden itu terjadi pada hari Jumat. Awalnya, seorang aktivis memanjat gerbang dinding samping gedung KJRI Melbourne untuk naik ke atapnya.
Dia kemudian mengibarkan bendera berlogo bintang kejora itu dengan tangannya. Tak lama kemudian, aktivis tersebut turun di luar kantor KJRI dan kembali mengibarkan bendera OPM dengan tangannya.
Kementerian Luar Negeri Indonesia dalam sebuah pernyataan mendesak Pemerintah Australia mengambil tindakan untuk mencegah agar kejadian serupa tak terulang. Insiden ini terjadi menyusul ketegangan terkait penghinaan Pancasila oleh oknum tentara Australia di pangkalan militer Perth November lalu.
Ulah aktivis itu direkam dan videonya telah dirilis beberapa media Australia.”Ini tindak pidana yang melanggar hukum negara bagian Victoria yang berlaku di Australia dan Konvensi Wina tahun 1961,” bunyi kecaman Kementerian Luar Negeri Indonesia dalam sebuah pernyataan.
”Pemerintah Indonesia juga meminta pihak berwenang Australia untuk mengambil tindakan yang diperlukan untuk mencegah agar kejadian serupa tak terulang di masa depan,” lanjut Kementerian Luar Negeri Indonesia.
Indonesia menyatakan tindak pidana seperti itu tidak bisa ditoleransi sama sekali. “Australia memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk segera memproses hukum dan menjamin keamanan semua misi Indonesia di Australia,” imbuh Kementerian Luar Negeri Indonesia.
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Lestari Priansari Marsudi telah berkomunikasi dengan Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop pada hari Sabtu untuk menjamin keamanan para staf diplomatik dan konsuler Indonesia di Australia. Namun, hingga kini pemerintah Australia belum memberikan pernyataan sikap tentang insiden ini.
(mas)