55.000 Pengungsi Tinggalkan Jerman
A
A
A
BERLIN - Sekitar 55.000 migran yang ditolak suakanya secara sukarela meninggalkan Jerman pada 2016. Itu menunjukkan peningkatan bila dibandingkan dengan 2015.
”Terjadi peningkatan pemulangan pengungsi yang ditolak suakanya pada tahun ini bila dibandingkan dengan sebelumnya,” kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Harald Neymanns seperti dilansir Reuters. ”Peningkatan ini kita sambut baik.
Sangat menyenangkan jika migran meninggalkan Jerman secara sukarela daripada harus dideportasi,” paparnya. Harian Sueddeutsche Zeitung melaporkan mayoritas pengungsi yang memilih kembali ke negara asalnya berasal dari Albania, Serbia, Irak, Kosovo, Afghanistan, dan Iran.
Mereka mendapatkan bantuan senilai 3.000 euro untuk modal bisnis atau mencari pekerjaan di negara asalnya. Kementerian Keuangan Jerman menyatakan akan meningkatkan anggaran senilai 150 juta euro pada 2017 untuk membiayai pemulangan migran untuk meninggalkan Jerman.
Berlin memang memperketat aturan imigrasi dalam beberapa bulan terakhir. Para pejabat keamanan Jerman mengungkapkan penolakan permintaan suaka juga meningkat bila dibandingkan dengan sebelumnya. Pengetatan itu dipicu faktor keamanan di mana 1,1 juta migran dari Timur Tengah dan Afrika masuk ke negara itu sejak awal 2015.
Apalagi pekan lalu seorang pencari suaka melancarkan serangan dengan menabrakkan truk ke pasar Natal di Berlin. Aksi itu memperkuat sentimen kebijakan imigrasi yang digaungkan Angela Merkel. Dari Libya, 11 jenazah migran kemarin ditemukan di pantai Tripoli kemarin. Mereka adalah para migran yang hendak berlayar ke Eropa.
”Tim dari Bulan Sabit Merah Libya menemukan 11 jenazah di perairan di dekat Tripoli,” kata sukarelawan Bulan Sabit Merah Libya Mohannad al-Fallah. Para penyelundup mengeksploitasi warga yang ingin bermigrasi ke Eropa dengan diminta membayar sejumlah uang. Mereka berlayar dengan kapal kecil menuju Italia sejauh 300 km.
”Terjadi peningkatan pemulangan pengungsi yang ditolak suakanya pada tahun ini bila dibandingkan dengan sebelumnya,” kata juru bicara Kementerian Dalam Negeri Harald Neymanns seperti dilansir Reuters. ”Peningkatan ini kita sambut baik.
Sangat menyenangkan jika migran meninggalkan Jerman secara sukarela daripada harus dideportasi,” paparnya. Harian Sueddeutsche Zeitung melaporkan mayoritas pengungsi yang memilih kembali ke negara asalnya berasal dari Albania, Serbia, Irak, Kosovo, Afghanistan, dan Iran.
Mereka mendapatkan bantuan senilai 3.000 euro untuk modal bisnis atau mencari pekerjaan di negara asalnya. Kementerian Keuangan Jerman menyatakan akan meningkatkan anggaran senilai 150 juta euro pada 2017 untuk membiayai pemulangan migran untuk meninggalkan Jerman.
Berlin memang memperketat aturan imigrasi dalam beberapa bulan terakhir. Para pejabat keamanan Jerman mengungkapkan penolakan permintaan suaka juga meningkat bila dibandingkan dengan sebelumnya. Pengetatan itu dipicu faktor keamanan di mana 1,1 juta migran dari Timur Tengah dan Afrika masuk ke negara itu sejak awal 2015.
Apalagi pekan lalu seorang pencari suaka melancarkan serangan dengan menabrakkan truk ke pasar Natal di Berlin. Aksi itu memperkuat sentimen kebijakan imigrasi yang digaungkan Angela Merkel. Dari Libya, 11 jenazah migran kemarin ditemukan di pantai Tripoli kemarin. Mereka adalah para migran yang hendak berlayar ke Eropa.
”Tim dari Bulan Sabit Merah Libya menemukan 11 jenazah di perairan di dekat Tripoli,” kata sukarelawan Bulan Sabit Merah Libya Mohannad al-Fallah. Para penyelundup mengeksploitasi warga yang ingin bermigrasi ke Eropa dengan diminta membayar sejumlah uang. Mereka berlayar dengan kapal kecil menuju Italia sejauh 300 km.
(esn)