Kutuk Mediasi, Presiden Gambia Tegaskan Tidak Akan Mundur
A
A
A
BANJUL - Presiden Gambia, Yahya Jammeh, mengatakan tidak akan muncur dari jabatannya. Ia pun mengutuk mediasi yang diusulkan blok regional Afrika Barat, ECOWAS, yang bertujuan untuk membuatnya meninggalkan kekuasaan. Jammeh kalah dalam pemilu 1 Desember lalu dari penantang utamanya Adama Barrow.
"Saya bukan pengecut. Hak saya tidak bisa diintimidasi dan dilanggar. Ini adalah posisi saya. Tidak ada yang bisa menghalangi sata dari kemenangan kecuali Allah SWT," kata Jammeh.
"Pertemuan ECOWAS adalah formalitas. Sebelum mereka datang, mereka sudah mengatakan Jammeh harus mundur. Saya tidak akan mundur," imbuhnya dikutip dari Reuters, Rabu (21/12/2016).
Pernyataan keras Jammer ini dikeluarkan sehari setelah ia dibujuk untuk menyerahkan kekuasaan pada akhir mandatnya 18 Januari mendatang, ketika Barrow dijadwalkan akan dilantik.
Jammeh awalnya menerima hasil pemilu yang dilihat sebagai momen penuh harapan. Kelompok-kelompok HAM menuduhnya telah melakukan penahanan, penyiksaan dan pembunuhan tewrhadap lawan politiknya selaman 22 tahun berkuasa.
Pada 9 Desember, ia merubah keputusannya dan mengatakan ia akan menantang hasil pemilihan ke Mahkamah Agung. Jammeh mengatakan bahwa pemilu pada 1 Desember lalu penuh dengan kecurangan.
"Saya bukan pengecut. Hak saya tidak bisa diintimidasi dan dilanggar. Ini adalah posisi saya. Tidak ada yang bisa menghalangi sata dari kemenangan kecuali Allah SWT," kata Jammeh.
"Pertemuan ECOWAS adalah formalitas. Sebelum mereka datang, mereka sudah mengatakan Jammeh harus mundur. Saya tidak akan mundur," imbuhnya dikutip dari Reuters, Rabu (21/12/2016).
Pernyataan keras Jammer ini dikeluarkan sehari setelah ia dibujuk untuk menyerahkan kekuasaan pada akhir mandatnya 18 Januari mendatang, ketika Barrow dijadwalkan akan dilantik.
Jammeh awalnya menerima hasil pemilu yang dilihat sebagai momen penuh harapan. Kelompok-kelompok HAM menuduhnya telah melakukan penahanan, penyiksaan dan pembunuhan tewrhadap lawan politiknya selaman 22 tahun berkuasa.
Pada 9 Desember, ia merubah keputusannya dan mengatakan ia akan menantang hasil pemilihan ke Mahkamah Agung. Jammeh mengatakan bahwa pemilu pada 1 Desember lalu penuh dengan kecurangan.
(ian)