Duterte Tolak Bebaskan Lebih Banyak Tahanan Komunis Filipina
A
A
A
MANILA - Presiden Filipina Rodrigo Duterte menolak tuntutan pemberontak komunis Filipina, Front Demokratik Nasional yang meminta agar Pemerintah Filipina membebaskan lebih banyak anggota mereka yang saat ini masih berada di dalam tahanan. Pembebasan tahanan ini adalah bagian dari gencatan senjata antara pemerintah dengan pemberontak.
"Saya ingin mereka memulai pembicaraan, tapi mereka meminta saya untuk membebaskan 130 lebih tahanan. Jadi, saya mengatakan kepada mereka, tidak, saya tidak bisa," kata Duterte saat mengunjungi sebuah pangkalan militer di utara Manila, Minggu (11/12).
Menurut Duterte, ia sudah membuat cukup konsesi dengan pemberontak komunis. Sebelum dimulainya kembali perundingan perdamaian di Oslo pada bulan Agustus lalu, Duterte membebaskan 22 pemimpin pemberontak, termasuk dua komandan senior. Bulan lalu, Duterte juga membebaskan 4 tahanan tua karena sakit dan atas dasar kemanusiaan.
Tapi, para pemimpin pemberontak menuntut pembebasan 130 tahanan lagi. "Sekarang, terserah kepada mereka, apakah mereka akan mengakhiri pembicaraan damai. Biarkan mereka menghentikannya. Saya telah membebaskan pemimpin mereka, apa lagi yang Anda minta dari kami?" lanjut Duterte, seperti dikutip dari Reuters.
Selama beberapa dekade, Pemerintah Filipina dengan Front Demokratik Nasional telah mengadakan perundingan perdamaian, tetapi tidak berhasil. Pembebasan tahanan politik telah terbukti menjadi batu sandungan utama.
Sejak pemberontakan meletus hampir lima dekade yang lalu, setidaknya telah 40.000 orang tewas. Pemberontakan ini telah menghambat pertumbuhan di daerah pedesaan yang kaya sumber daya.
"Saya ingin mereka memulai pembicaraan, tapi mereka meminta saya untuk membebaskan 130 lebih tahanan. Jadi, saya mengatakan kepada mereka, tidak, saya tidak bisa," kata Duterte saat mengunjungi sebuah pangkalan militer di utara Manila, Minggu (11/12).
Menurut Duterte, ia sudah membuat cukup konsesi dengan pemberontak komunis. Sebelum dimulainya kembali perundingan perdamaian di Oslo pada bulan Agustus lalu, Duterte membebaskan 22 pemimpin pemberontak, termasuk dua komandan senior. Bulan lalu, Duterte juga membebaskan 4 tahanan tua karena sakit dan atas dasar kemanusiaan.
Tapi, para pemimpin pemberontak menuntut pembebasan 130 tahanan lagi. "Sekarang, terserah kepada mereka, apakah mereka akan mengakhiri pembicaraan damai. Biarkan mereka menghentikannya. Saya telah membebaskan pemimpin mereka, apa lagi yang Anda minta dari kami?" lanjut Duterte, seperti dikutip dari Reuters.
Selama beberapa dekade, Pemerintah Filipina dengan Front Demokratik Nasional telah mengadakan perundingan perdamaian, tetapi tidak berhasil. Pembebasan tahanan politik telah terbukti menjadi batu sandungan utama.
Sejak pemberontakan meletus hampir lima dekade yang lalu, setidaknya telah 40.000 orang tewas. Pemberontakan ini telah menghambat pertumbuhan di daerah pedesaan yang kaya sumber daya.
(esn)