Warga Miami Turun ke Jalan Rayakan Wafatnya Fidel Castro
A
A
A
MIAMI - Warga Kuba-Amerika membanjiri jalan-jalan di Little Havana, Miami, sejak Jumat malam hingga Sabtu dini hari. Mereka merayakan kematian mantan pemimpin Kuba, Fidel Castro.
Miami Herald melaporkan orang-orang membunyikan klakson, memukul panci, melambaikan bendera Kuba dan menyalakan kembang api. Dalam sorak sorai dan lagu, mereka mengecam Castro dan Presiden Kuba Raul Castro, yang mengumumkan kematian kakaknya.
"Ini adalah saat yang begitu banyak masyarakat kami telah tunggu sejak aku bisa mengingat, sejak aku masih anak-anak," kata Carlos Curbelo, seorang Republikan yang orang tuanya melarikan diri dari Kuba kepada Miami Herald.
"Semua orang sudah menunggu saat ini karena mereka percaya itu akan menjadi awal dari akhir mimpi buruk, dan saya pikir itu adalah saat ini: Membuka pintu untuk masa depan yang lebih cerah," imbuhnya seperti dikutip dari Time, Minggu (27/11/2016).
Sementara itu Senator Florida Marco Rubio, yang keluarganya berimigrasi ke Amerika Serikat (AS) dari Kubva, mengeluarkan teguran tegas kepada mantan pemimpin Kuba dan warisannya.
"Sayangnya, kematian Fidel Castro tidak berarti kebebasan bagi rakyat Kuba atau keadilan bagi para aktivis demokrasi, pemimpin agama, dan lawan-lawan politik ia dan saudaranya telah dipenjarakan dan dianiaya. Diktator telah meninggal, namun kediktatoran belum," kata Rubio dalam sebuah pernyataan.
"Dan satu hal yang jelas, sejarah tidak akan membebaskan Fidel Castro; itu akan mengingatnya sebagai suatu kejahatan, diktator pembunuh yang ditimbulkan kesengsaraan dan penderitaan rakyatnya sendiri," sambungnya.
Carlos Gimenez, walikota Miami-Dade County, meminta warga untuk berdemonstrasi secara damai. "Kematiannya menutup sebuah bab yang sangat menyakitkan bagi rakyat Kuba dan warga Kuba-Amerika di seluruh dunia, termasuk bagi ribuan warga distrik Mami-Dade yang secara pribadi dipengaruhi oleh kediktatoran yang kejam dan brutal," kata Gimenez dalam sebuah pernyataan.
"Meskipun ini momen bersejarah ini. Namun, kita tahu bahwa saudara Fidel, Raul terus memimpin salah satu pemerintah yang paling represif di dunia. Harapan saya adalah bahwa Kuba yang bebas dan demokratis dengan kebebasan yang sama seperti kami utamakan di sini di AS akan segera muncul. Itu adalah hal yang layak didapatkan oleh warga Kuba," tukasnya.
Miami Herald melaporkan orang-orang membunyikan klakson, memukul panci, melambaikan bendera Kuba dan menyalakan kembang api. Dalam sorak sorai dan lagu, mereka mengecam Castro dan Presiden Kuba Raul Castro, yang mengumumkan kematian kakaknya.
"Ini adalah saat yang begitu banyak masyarakat kami telah tunggu sejak aku bisa mengingat, sejak aku masih anak-anak," kata Carlos Curbelo, seorang Republikan yang orang tuanya melarikan diri dari Kuba kepada Miami Herald.
"Semua orang sudah menunggu saat ini karena mereka percaya itu akan menjadi awal dari akhir mimpi buruk, dan saya pikir itu adalah saat ini: Membuka pintu untuk masa depan yang lebih cerah," imbuhnya seperti dikutip dari Time, Minggu (27/11/2016).
Sementara itu Senator Florida Marco Rubio, yang keluarganya berimigrasi ke Amerika Serikat (AS) dari Kubva, mengeluarkan teguran tegas kepada mantan pemimpin Kuba dan warisannya.
"Sayangnya, kematian Fidel Castro tidak berarti kebebasan bagi rakyat Kuba atau keadilan bagi para aktivis demokrasi, pemimpin agama, dan lawan-lawan politik ia dan saudaranya telah dipenjarakan dan dianiaya. Diktator telah meninggal, namun kediktatoran belum," kata Rubio dalam sebuah pernyataan.
"Dan satu hal yang jelas, sejarah tidak akan membebaskan Fidel Castro; itu akan mengingatnya sebagai suatu kejahatan, diktator pembunuh yang ditimbulkan kesengsaraan dan penderitaan rakyatnya sendiri," sambungnya.
Carlos Gimenez, walikota Miami-Dade County, meminta warga untuk berdemonstrasi secara damai. "Kematiannya menutup sebuah bab yang sangat menyakitkan bagi rakyat Kuba dan warga Kuba-Amerika di seluruh dunia, termasuk bagi ribuan warga distrik Mami-Dade yang secara pribadi dipengaruhi oleh kediktatoran yang kejam dan brutal," kata Gimenez dalam sebuah pernyataan.
"Meskipun ini momen bersejarah ini. Namun, kita tahu bahwa saudara Fidel, Raul terus memimpin salah satu pemerintah yang paling represif di dunia. Harapan saya adalah bahwa Kuba yang bebas dan demokratis dengan kebebasan yang sama seperti kami utamakan di sini di AS akan segera muncul. Itu adalah hal yang layak didapatkan oleh warga Kuba," tukasnya.
(ian)