Hyena, Pria Pengidap HIV yang Tiduri 104 Perempuan Segera Dihukum
A
A
A
LILONGWE - Pengadilan di Malawi pada pekan ini akan menjatuhkan hukuman terhadap pria pengidap HIV yang berhubungan seks dengan 104 perempuan dan anak gadis. Pria bernama Eric Aniva ini menjadi “Hyena”, julukan untuk pria yang dibayar untuk berhubungan badan dengan gadis-gadis desa di Malawi yang diklaim sebagai ritual “pembersihan”.
Jika terbukti bersalah, Eric Aniva bisa mendapatkan hukuman penjara hingga lima tahun. Beberapa gadis yang menjadi korban ritual aneh itu rata-rata berusia 12 tahun.
Selama beperan sebagai “Hyena”, Aniva merahasiakan status kesehatannya. Tindakan Aniva berpotensi menularkan HIV kepada ratusan perempuan.
Dalam ritual “pembersihan” itu, Aniva dibayar penduduk setempat. Aniva ditangkap pada bulan Juli 2016 atas perintah Presiden Peter Mutharika. Selain anak-anak gadis, para janda juga menjalani ritual aneh dengan si “Hyena”.
Pada awalya, Aniva ditangkap atas tuduhan memperkosa gadis-gadis muda, tetapi tidak ada gadis dari Nsanje—daerah terpencil di selatan Malawi dan daerah asal Aniva—yang datang untuk bersaksi. Aniva sekarang sedang didakwa terlibat dalam “praktik budaya yang berbahaya” di bawah UU Kesetaraan Gender Malawi.
Menurut undang-undang ini, dia akan diadili sehubungan dengan klaim bahwa dia berhubungan seks dengan janda yang baru berduka. Di daerah tersebut, janda yang baru berduka diwajibkan menjalani ritual “pembersihan”. Jika menolak, penduduk setempat meyakini akan merasakan nasib buruk hingga kematian.
Menurut laporan BBC, semalam (17/11/2016), dua perempuan telah memberanikan diri datang ke pengadilan untuk menjadi saksi dalam kasus ini. Aniva membela diri dengan mengklaim bahwa dia hanya disewa oleh keluarga gadis-gadis muda di Malawi untuk menjalankan ritual “pembersihan”.
Menurut Aniva, dia dibayar sekitar 3 poundsterling atau sekitar Rp50 ribu untuk setiap kali melakukan hubungan seks dengan gadis-gadis di Malawi. Aniva juga mengklaim bahwa para gadis mengambil ”kesenangan” dalam ritual itu.
Jika terbukti bersalah, Eric Aniva bisa mendapatkan hukuman penjara hingga lima tahun. Beberapa gadis yang menjadi korban ritual aneh itu rata-rata berusia 12 tahun.
Selama beperan sebagai “Hyena”, Aniva merahasiakan status kesehatannya. Tindakan Aniva berpotensi menularkan HIV kepada ratusan perempuan.
Dalam ritual “pembersihan” itu, Aniva dibayar penduduk setempat. Aniva ditangkap pada bulan Juli 2016 atas perintah Presiden Peter Mutharika. Selain anak-anak gadis, para janda juga menjalani ritual aneh dengan si “Hyena”.
Pada awalya, Aniva ditangkap atas tuduhan memperkosa gadis-gadis muda, tetapi tidak ada gadis dari Nsanje—daerah terpencil di selatan Malawi dan daerah asal Aniva—yang datang untuk bersaksi. Aniva sekarang sedang didakwa terlibat dalam “praktik budaya yang berbahaya” di bawah UU Kesetaraan Gender Malawi.
Menurut undang-undang ini, dia akan diadili sehubungan dengan klaim bahwa dia berhubungan seks dengan janda yang baru berduka. Di daerah tersebut, janda yang baru berduka diwajibkan menjalani ritual “pembersihan”. Jika menolak, penduduk setempat meyakini akan merasakan nasib buruk hingga kematian.
Menurut laporan BBC, semalam (17/11/2016), dua perempuan telah memberanikan diri datang ke pengadilan untuk menjadi saksi dalam kasus ini. Aniva membela diri dengan mengklaim bahwa dia hanya disewa oleh keluarga gadis-gadis muda di Malawi untuk menjalankan ritual “pembersihan”.
Menurut Aniva, dia dibayar sekitar 3 poundsterling atau sekitar Rp50 ribu untuk setiap kali melakukan hubungan seks dengan gadis-gadis di Malawi. Aniva juga mengklaim bahwa para gadis mengambil ”kesenangan” dalam ritual itu.
(mas)