ISIS Cuci Otak 400 Ribu Anak di Mosul untuk Serangan Bunuh Diri
A
A
A
MOSUL - Kelompok ISIS mencuci otak hingga 400 ribu anak di Mosul, Irak, untuk melawan dan melakukan serangan bunuh diri. Demikian laporan Komisi Tinggi Irak untuk Hak Asasi Manusia.
Menurut laporan itu, para militan ISIS telah memodifikasi kurikulum sekolah selama dua tahun untuk mencuci otak anak-anak pelajar. ”Memaksakan (doktrin) kebencian kepada mereka dan mewajibkan mereka untuk bergabung (dengan barisan ISIS),” kata direktur media komisi tersebut, Jawad al-Shamri, sebagaimana diberitakan Iraq News.
”Silabus ISIS mengajarkan anak-anak bagaimana membuat sabuk peledak, mengambil sandera perempuan dan mempersiapkan booby-traps,” kata Shamri.
“Praktik-praktik seperti itu akan berurat dan berakar dalam pikiran anak-anak jika mereka tidak segera ditangani,” ujar Shamri yang telah melobi PBB untuk memberikan rehabilitasi bagi anak-anak di Mosul.
Sebelumnya, Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) menerbitkan sebuah laporan yang menyatakan bahwa ISIS telah menimbun gas mustard, menculik, mengeksekusi warga sipil dan merekrut banyak anak-anak untuk dijadikan tentara.
”Gambar memilukan anak-anak, anak-anak dipaksa untuk melaksanakan eksekusi. Pemindahan paksa puluhan ribu warga sipil dan eksploitasi mereka sebagai perisai manusia,” kata Komisaris Tinggi, Zeid Ra'ad Al Hussein.
ONHCR menegaskan bahwa tujuan ISIS merekrut anak-anak untuk dijadikan tentara cukup jelas, yakni mempersiapkan mereka untuk misi bunuh diri ketika Mosul diserang oleh tentara Irak.
“ISIS mengerahkan apa yang disebut 'Sons of Khilafah' di lorong-lorong kota tua dari Mosul, mengenakan sabuk peledak. Kami khawatir bahwa ini mungkin remaja dan anak-anak kecil,” imbuh pernyataan OHCHR, seperti dikutip Russia Today, semalam (16/11/2016).
Menurut laporan itu, para militan ISIS telah memodifikasi kurikulum sekolah selama dua tahun untuk mencuci otak anak-anak pelajar. ”Memaksakan (doktrin) kebencian kepada mereka dan mewajibkan mereka untuk bergabung (dengan barisan ISIS),” kata direktur media komisi tersebut, Jawad al-Shamri, sebagaimana diberitakan Iraq News.
”Silabus ISIS mengajarkan anak-anak bagaimana membuat sabuk peledak, mengambil sandera perempuan dan mempersiapkan booby-traps,” kata Shamri.
“Praktik-praktik seperti itu akan berurat dan berakar dalam pikiran anak-anak jika mereka tidak segera ditangani,” ujar Shamri yang telah melobi PBB untuk memberikan rehabilitasi bagi anak-anak di Mosul.
Sebelumnya, Kantor Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia (OHCHR) menerbitkan sebuah laporan yang menyatakan bahwa ISIS telah menimbun gas mustard, menculik, mengeksekusi warga sipil dan merekrut banyak anak-anak untuk dijadikan tentara.
”Gambar memilukan anak-anak, anak-anak dipaksa untuk melaksanakan eksekusi. Pemindahan paksa puluhan ribu warga sipil dan eksploitasi mereka sebagai perisai manusia,” kata Komisaris Tinggi, Zeid Ra'ad Al Hussein.
ONHCR menegaskan bahwa tujuan ISIS merekrut anak-anak untuk dijadikan tentara cukup jelas, yakni mempersiapkan mereka untuk misi bunuh diri ketika Mosul diserang oleh tentara Irak.
“ISIS mengerahkan apa yang disebut 'Sons of Khilafah' di lorong-lorong kota tua dari Mosul, mengenakan sabuk peledak. Kami khawatir bahwa ini mungkin remaja dan anak-anak kecil,” imbuh pernyataan OHCHR, seperti dikutip Russia Today, semalam (16/11/2016).
(mas)