Pengadilan Tertinggi Jerman Tolak Ungkap Target Mata-mata NSA
A
A
A
BERLIN - Pengadilan tertinggi atau Mahkamah Konsitusi Jerman telah menolak tuntutan partai oposisi agar mengungkap target mata-mata National Security Agency (NSA) Amerika Serikat (AS) di Jerman. Keputusan pengadilan itu dikritik dan dianggap sebagai “hari buruk bagi demokrasi”.
Partai Kiri dan Partai Hijau—partai oposisi Jerman—telah menuntut Pemerintah Jerman di pengadilan tertinggi agar mengungkapkan kepada parlemen perihal hasil penyelidikan tentang kegiatan mata-mata NSA di Jerman.
Ketua Partai Kiri di komisi intelijen parlemen Jerman, Martina Renner, mengatakan, putusan itu merupakan “hari buruk bagi demokrasi”, yang mengisyaratkan bahwa dinas rahasia dapat terus melakukan apa yang mereka inginkan dan tidak terganggu oleh kontrol dari parlemen.
Tuntutan diajukan kubu oposisi pada September 2015, menyusul laporan bahwa badan intelijen Jerman, Bundesnachrichtendienst (BND), telah bekerja sama dengan NSA untuk menyadap perusahaan Eropa dan para politisi terkemuka.
Dalam putusan yang disampaikan kepada publik, pengadilan tertinggi Jerman mengatakan bahwa AS menolak berbagi daftar target mata-mata yang sensitif. Anna Biselli dari organisasi penelitian digital Netzpolitik menyebut putusan Mahkamah Konstitusi Jerman sebagai “pukulan untuk klarifikasi atas kegiatan BND dan NSA”.
”Pemerintah telah berhasil dengan argumen universal bahwa kesejahteraan negara dalam bahaya jika daftar terungkap. Sayangnya, argumen ini secara luas digunakan untuk menghindari mereka dalam memberikan informasi,” ujar Biselli kepada Deutsche Welle yang dikutip Kamis (17/11/2016).
Biselli mengatakan bahwa salah satu tugas utama komisi adalah untuk melihat ke dalam daftar pemilih, termasuk parameter pencarian dari NSA bahwa agen mata-mata Jerman digunakan untuk melacak jutaan target pengintaian di seluruh dunia.
”Komisi ingin melihat ke dalam daftar pemilih karena ingin tahu siapa yang ditargetkan BND secara illegal dalam kegiatan memata-matai untuk NSA,” ujar Biselli. Dalam proses penyelidikan, ditemukan bahwa BND memantau target sensitif, termasuk pemerintah Eropa, lembaga dan korporasi.
Partai Kiri dan Partai Hijau—partai oposisi Jerman—telah menuntut Pemerintah Jerman di pengadilan tertinggi agar mengungkapkan kepada parlemen perihal hasil penyelidikan tentang kegiatan mata-mata NSA di Jerman.
Ketua Partai Kiri di komisi intelijen parlemen Jerman, Martina Renner, mengatakan, putusan itu merupakan “hari buruk bagi demokrasi”, yang mengisyaratkan bahwa dinas rahasia dapat terus melakukan apa yang mereka inginkan dan tidak terganggu oleh kontrol dari parlemen.
Tuntutan diajukan kubu oposisi pada September 2015, menyusul laporan bahwa badan intelijen Jerman, Bundesnachrichtendienst (BND), telah bekerja sama dengan NSA untuk menyadap perusahaan Eropa dan para politisi terkemuka.
Dalam putusan yang disampaikan kepada publik, pengadilan tertinggi Jerman mengatakan bahwa AS menolak berbagi daftar target mata-mata yang sensitif. Anna Biselli dari organisasi penelitian digital Netzpolitik menyebut putusan Mahkamah Konstitusi Jerman sebagai “pukulan untuk klarifikasi atas kegiatan BND dan NSA”.
”Pemerintah telah berhasil dengan argumen universal bahwa kesejahteraan negara dalam bahaya jika daftar terungkap. Sayangnya, argumen ini secara luas digunakan untuk menghindari mereka dalam memberikan informasi,” ujar Biselli kepada Deutsche Welle yang dikutip Kamis (17/11/2016).
Biselli mengatakan bahwa salah satu tugas utama komisi adalah untuk melihat ke dalam daftar pemilih, termasuk parameter pencarian dari NSA bahwa agen mata-mata Jerman digunakan untuk melacak jutaan target pengintaian di seluruh dunia.
”Komisi ingin melihat ke dalam daftar pemilih karena ingin tahu siapa yang ditargetkan BND secara illegal dalam kegiatan memata-matai untuk NSA,” ujar Biselli. Dalam proses penyelidikan, ditemukan bahwa BND memantau target sensitif, termasuk pemerintah Eropa, lembaga dan korporasi.
(mas)