Rusia Anggap Latihan Militer NATO-Georgia Ancam Perdamaian Regional
A
A
A
MOSKOW - Latihan militer bersama NATO dan Georgia menimbulkan ancaman serius bagi perdamaian dan stabilitan kawasan itu. Hal tersebut diungkapkan oleh Kementerian Luar Negeri Rusia.
Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO melakukan latihan perang bersama Georgia pada 10-20 November. Latihan militer bersama yang diberi nama Joint Training and Evaluation Center (JTEC) digelar di Tblisi dan melibatkan lebih dari 250 tentara dari 13 negara anggota NATO dan dua negara mitra.
"Rusia melihat dalam kegiatan ini merupakan ancaman serius bagi stabilitas dan perdamaian di kawasan itu. Tetangga Georgia, Abkhazia dan Ossetia Selatan - telah berulang kali menyatakan keprihatinan mereka," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Sputniknews, Selasa (15/11/2016).
Hubungan antara NATO dan Rusia berada dalam ketegangan pasca Moskow menganeksasi Crimea dari Ukraina. NATO pun menyimpan kekhawatiran jika Rusia nanti akan menginvansi negara-negara Baltik.
Pada bulan Juli lalu, NATO menyetujui pengerahan empat batalion internasional tambahan untuk negara-negara yang berbatasan dengan Rusia. Masing-masing diperkirakan berjumlah hingga 1.000 tentara. Selain itu, NATO juga diperintahkan untuk terus menyebarkan sistem rudal pertahanan.
Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO melakukan latihan perang bersama Georgia pada 10-20 November. Latihan militer bersama yang diberi nama Joint Training and Evaluation Center (JTEC) digelar di Tblisi dan melibatkan lebih dari 250 tentara dari 13 negara anggota NATO dan dua negara mitra.
"Rusia melihat dalam kegiatan ini merupakan ancaman serius bagi stabilitas dan perdamaian di kawasan itu. Tetangga Georgia, Abkhazia dan Ossetia Selatan - telah berulang kali menyatakan keprihatinan mereka," kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan seperti dikutip dari Sputniknews, Selasa (15/11/2016).
Hubungan antara NATO dan Rusia berada dalam ketegangan pasca Moskow menganeksasi Crimea dari Ukraina. NATO pun menyimpan kekhawatiran jika Rusia nanti akan menginvansi negara-negara Baltik.
Pada bulan Juli lalu, NATO menyetujui pengerahan empat batalion internasional tambahan untuk negara-negara yang berbatasan dengan Rusia. Masing-masing diperkirakan berjumlah hingga 1.000 tentara. Selain itu, NATO juga diperintahkan untuk terus menyebarkan sistem rudal pertahanan.
(ian)