Demonstrasi Desak Maduro Mundur Berakhir Rusuh
A
A
A
CARACAS - Demonstrasi di sejumlah kota di Venezuela dilaporkan berakhir dengan kerusuhan. Demonstrasi yang digagas kelompok oposisi Venezuela itu ditujukan untuk mendesak Presiden Nicholas Maduro mundur dari jabatannya saat ini.
Ratusan ribu orang turun ke jalanan beberapa kota di Venezuela, termasuk Caracas untuk mendesak pemimpin Venezuela itu mundur. Pihak oposisi menuding Maduro sudah berubah menjadi seorang diktaktor, dan telah membuat sengsara warga Venzuela.
"Pemerintah ini akan jatuh!" pekik salah seorang demonstran, sembari mengibarkan bendera Venezuela. Namun, tidak lama berjalan, aksi yang semula berjalan damai ini berubah menjadi kerusuhan.
Bentrokan terjadi di beberapa kota di luar Caracas, di kota Andean dari Merida dan kota barat volatile San Cristobal yang merupakan pusat dari protes terhadap Maduro pada tahun 2014 lalu.
Pihak oposisi Venezuela mengatakan, ada beberapa demonstran yang terkena tembakan saat kerusuhan itu terjadi. Kelompok HAM di Venezuela mengatakan, pihak kepolisian menangkap lebih dari 200 orang dalam demonstrasi tersebut, dengan 100 diantaranya masih berada di tahanan sampai saat ini.
Kepala oposisi Venezuela, Henrique Capriles mengatakan, aksi demonstrasi ini hanyalah sebuah awal. "Hal ini akan terus berkembang, hingga pemerintah menyadari apa yang kita lakukan ini adalah sesuatu yang nyata," kata Capriles, seperti dilansir Reuters pada Kamis (27/10).
Lawan politik Maduro itu menyalahkan pihak kepolisian atas kerusuhan yang terjadi. Dia menyatakan, kerusuhan itu disebabkan oleh sikap agresif polisi, dan lebih dari 100 orang mengalami cidera akibat kerusuhan ini.
Ratusan ribu orang turun ke jalanan beberapa kota di Venezuela, termasuk Caracas untuk mendesak pemimpin Venezuela itu mundur. Pihak oposisi menuding Maduro sudah berubah menjadi seorang diktaktor, dan telah membuat sengsara warga Venzuela.
"Pemerintah ini akan jatuh!" pekik salah seorang demonstran, sembari mengibarkan bendera Venezuela. Namun, tidak lama berjalan, aksi yang semula berjalan damai ini berubah menjadi kerusuhan.
Bentrokan terjadi di beberapa kota di luar Caracas, di kota Andean dari Merida dan kota barat volatile San Cristobal yang merupakan pusat dari protes terhadap Maduro pada tahun 2014 lalu.
Pihak oposisi Venezuela mengatakan, ada beberapa demonstran yang terkena tembakan saat kerusuhan itu terjadi. Kelompok HAM di Venezuela mengatakan, pihak kepolisian menangkap lebih dari 200 orang dalam demonstrasi tersebut, dengan 100 diantaranya masih berada di tahanan sampai saat ini.
Kepala oposisi Venezuela, Henrique Capriles mengatakan, aksi demonstrasi ini hanyalah sebuah awal. "Hal ini akan terus berkembang, hingga pemerintah menyadari apa yang kita lakukan ini adalah sesuatu yang nyata," kata Capriles, seperti dilansir Reuters pada Kamis (27/10).
Lawan politik Maduro itu menyalahkan pihak kepolisian atas kerusuhan yang terjadi. Dia menyatakan, kerusuhan itu disebabkan oleh sikap agresif polisi, dan lebih dari 100 orang mengalami cidera akibat kerusuhan ini.
(esn)