Oposisi Venezuela Desak Warga Turun ke Jalan
A
A
A
CARACAS - Para pemimpin oposisi di Venezuela menyerukan pendukungnya untuk turun ke jalan sebagai aksi protes setelah gerakan untuk menentang Presiden Nicolas Maduro di blokir. Pemerintah sosialis Venezuela dituduh otoritarianisme mutlak setelah menutup saluran hukum terakhir yang membuat kelompok oposisi semakin gelisah.
Putusan badan pemilu Venezueal telah menghentikan upaya referendum untuk mendongkel Maduro. Putusan itu keluar hanya beberapa hari sebelum oposisi memulai pengumpulan tanda tangan. Oposisi diharukan mengumpulkan 20 persen tanda tangan pemilih yang terdaftar agar bisa menggulingkan Maduro melalui referendum.
Baca juga:
Pemilu Ditunda Hingga 2017, Oposisi Venezuela Naik Pitam
"Apa yang kita lihat adalah kudeta. Kami akan tetap damai, tapi kami tidak akan mengambil tindakan bodoh. Kami harus mempertahankan negara kami," kata mantan calon presiden Henrique Capriles seperti dikutip dari Independent, Minggu (23/10/2016).
Jajak pendapat menunjukkan 80 persen pemilih menginginkan Maduro lengser tahun ini. Pemilu lokal lainnya juga telah ditunda tanpa alasan yang diberikan atas keterlambatan. Kritikus menuduh partai sosialis hanya menunda pemilu tanpa batas.
Menanggapi hal ini, dalam pidato yang disiarkan televisi, Maduro mendesak warganya untuk tenang. "Saya menyerukan semua orang untuk tetap damai, untuk terlibat dalam dialog, menghormati hukum dan ketertiban serta tidak melakukan apa-apa," katanya.
Di tengah meningkatnya ketegangan, mantan Perdana Menteri Spanyol Jose Luis Zapatero tiba di Caracas dan diperkirakan akan bertemu dengan perwakilan dari oposisi dan pemerintah. Zapatero berusaha menengahi dialog antara kedua belah pihak.
Putusan badan pemilu Venezueal telah menghentikan upaya referendum untuk mendongkel Maduro. Putusan itu keluar hanya beberapa hari sebelum oposisi memulai pengumpulan tanda tangan. Oposisi diharukan mengumpulkan 20 persen tanda tangan pemilih yang terdaftar agar bisa menggulingkan Maduro melalui referendum.
Baca juga:
Pemilu Ditunda Hingga 2017, Oposisi Venezuela Naik Pitam
"Apa yang kita lihat adalah kudeta. Kami akan tetap damai, tapi kami tidak akan mengambil tindakan bodoh. Kami harus mempertahankan negara kami," kata mantan calon presiden Henrique Capriles seperti dikutip dari Independent, Minggu (23/10/2016).
Jajak pendapat menunjukkan 80 persen pemilih menginginkan Maduro lengser tahun ini. Pemilu lokal lainnya juga telah ditunda tanpa alasan yang diberikan atas keterlambatan. Kritikus menuduh partai sosialis hanya menunda pemilu tanpa batas.
Menanggapi hal ini, dalam pidato yang disiarkan televisi, Maduro mendesak warganya untuk tenang. "Saya menyerukan semua orang untuk tetap damai, untuk terlibat dalam dialog, menghormati hukum dan ketertiban serta tidak melakukan apa-apa," katanya.
Di tengah meningkatnya ketegangan, mantan Perdana Menteri Spanyol Jose Luis Zapatero tiba di Caracas dan diperkirakan akan bertemu dengan perwakilan dari oposisi dan pemerintah. Zapatero berusaha menengahi dialog antara kedua belah pihak.
(ian)