Israel Hentikan Kerjasama dengan UNESCO
A
A
A
YERUSALEM - Israel mengumumkan akan menghentikan kerjasamanya dengan UNESCO. Keputusan ini adalah buntut dari resolusi badan budaya PBB itu yang menyatakan Temple Mount di Yerusalem merupakan situs suci hanya milik umat Muslim bukan milik Yahudi.
Baca juga:
UNESCO Putuskan Temple Mount Hanya Milik Muslim, Israel Marah
"Israel dan orang-orang Yahudi tidak perlu UNESCO atau negara lain untuk menyetujui hubungan unik antara orang-orang Yahudi dan Negara Israel dan Yerusalem secara umum dan tempat-tempat sucinya seperti Western dinding dan Temple Mount pada khususnya," kata Duta Besar Israel untuk UNESCO, Carmel Shama HaCohen, seperti dikutip dari Washington Post, Sabtu (15/10/2016).
Resolusi UNESCO menyoroti daftar panjang pelanggaran yang dilakukan oleh Israel terhadap Haram al-Sharif dan Masjid al-Aqsa, situs ketiga paling suci Islam setelah Mekkah dan Madinah, dan tempat suci umat Muslim lainnya di Tepi Barat. Resolusi ini diajukan oleh tujuh negara Arab pada pertemuan di Paris, Prancis.
Resolusi ini berfokus pada dugaan kurangnya akses bagi umat Muslim untuk memasuki masjid Al Aqsa, penggalian di sekita lokasi tertentu dan di Yerusalem pada umumnya dan perubahan fasad. Resolusi itu didukung oleh 24 negara. Enam menentangnya, 26 abstain dan dua tidak hadir. Amerika Serikat (AS) bukan merupakan pihak untuk UNESCO.
Para pemimpin Palestina pun menyambut baik resolusi ini. "Israel selalu mengklaim kita fokus pada argumen agama, tapi kita tidak menyangkal adanya hubungan agama. Paragraf ketiga dari resolusi mengakui pentingnya sejarah bagi tiga agama monoteistik," kata Mounir Anastas, duta besar Palestina untuk UNESCO.
"UNESCO telah meminta Israel sejak tahun 1968, satu tahun setelah pendudukan dimulai, untuk menghentikan penggalian dan pekerjaan arkeologi di seluruh wilayah Yerusalem. UNESCO telah meminta berulang kali kepada Israel untuk memungkinkan misi teknis ke Yerusalem, bukan misi politik, untuk melaporkan keadaan konservasi di kota tetapi selalu ditolak," katanya.
Baca juga:
UNESCO Putuskan Temple Mount Hanya Milik Muslim, Israel Marah
"Israel dan orang-orang Yahudi tidak perlu UNESCO atau negara lain untuk menyetujui hubungan unik antara orang-orang Yahudi dan Negara Israel dan Yerusalem secara umum dan tempat-tempat sucinya seperti Western dinding dan Temple Mount pada khususnya," kata Duta Besar Israel untuk UNESCO, Carmel Shama HaCohen, seperti dikutip dari Washington Post, Sabtu (15/10/2016).
Resolusi UNESCO menyoroti daftar panjang pelanggaran yang dilakukan oleh Israel terhadap Haram al-Sharif dan Masjid al-Aqsa, situs ketiga paling suci Islam setelah Mekkah dan Madinah, dan tempat suci umat Muslim lainnya di Tepi Barat. Resolusi ini diajukan oleh tujuh negara Arab pada pertemuan di Paris, Prancis.
Resolusi ini berfokus pada dugaan kurangnya akses bagi umat Muslim untuk memasuki masjid Al Aqsa, penggalian di sekita lokasi tertentu dan di Yerusalem pada umumnya dan perubahan fasad. Resolusi itu didukung oleh 24 negara. Enam menentangnya, 26 abstain dan dua tidak hadir. Amerika Serikat (AS) bukan merupakan pihak untuk UNESCO.
Para pemimpin Palestina pun menyambut baik resolusi ini. "Israel selalu mengklaim kita fokus pada argumen agama, tapi kita tidak menyangkal adanya hubungan agama. Paragraf ketiga dari resolusi mengakui pentingnya sejarah bagi tiga agama monoteistik," kata Mounir Anastas, duta besar Palestina untuk UNESCO.
"UNESCO telah meminta Israel sejak tahun 1968, satu tahun setelah pendudukan dimulai, untuk menghentikan penggalian dan pekerjaan arkeologi di seluruh wilayah Yerusalem. UNESCO telah meminta berulang kali kepada Israel untuk memungkinkan misi teknis ke Yerusalem, bukan misi politik, untuk melaporkan keadaan konservasi di kota tetapi selalu ditolak," katanya.
(ian)