Maroko Bongkar Jaringan Militan Perempuan ISIS
A
A
A
RABAT - Maroko berhasil membongkar jaringan kelompok ekstrimis ISIS dan menangkap sedikitnya 10 perempuan. Mereka diyakini merencanakan serangan di kerajaan yang terletak di Afrika Utara itu.
Sebuah pernyataan Kementerian Dalam Negeri Maroko mengatakan jaringan ISIS itu beroperasi di beberapa daerah, termasuk kota Kenitra dan Tangier. Ini adalah penangkapan terbaru dalam serangkaian operasi pembongkaranuntuk membongkar sel militan di Maroko. Namun, ini adalah pertama kalinya pihak berwenang menangkap sekelompok tersangka perempuan.
Pernyataan itu menyatakan bahwa anggota jaringan tersebut berupaya untuk mengintegrasikan militan perempuan untuk melakukan serangan di Maroko. Mereka terinspirasi dari aksi salah satu militan perempuan dalam pemboman di Irak awal tahun ini seperti dikutip dari Al-Arabiya, Selasa (4/10/2016).
"Biro Investigasi Pengadilan (BCIJ), sayap dinas intelijen pengadilan Maroko, menyita bahan kimia dan bahan pembuat bom di salah satu rumah para tersangka," kata pernyataan itu. BCIJ telah aktif melacak terduga militan sejak ISIS menguasai sebagian besar Suriah dan Irak di 2014-2015.
Ratusan pejuang dari Maroko dan negara-negara lain Maghreb - Tunisia dan Aljazair - telah bergabung ISIS dalam perang sipil di Suriah. Para ahli keamanan mengatakan beberapa diantara mereka mengancam untuk kembali dan menciptakan sayap jihad baru di negara asalnya.
Pemerintah Maroko percaya 1.500 warga negara Maroko berjuang dengan faksi militan di Suriah dan Irak. Sekitar 220 telah kembali ke rumah dan dipenjara, sementara 286 tewas dalam pertempuran.
Sebuah pernyataan Kementerian Dalam Negeri Maroko mengatakan jaringan ISIS itu beroperasi di beberapa daerah, termasuk kota Kenitra dan Tangier. Ini adalah penangkapan terbaru dalam serangkaian operasi pembongkaranuntuk membongkar sel militan di Maroko. Namun, ini adalah pertama kalinya pihak berwenang menangkap sekelompok tersangka perempuan.
Pernyataan itu menyatakan bahwa anggota jaringan tersebut berupaya untuk mengintegrasikan militan perempuan untuk melakukan serangan di Maroko. Mereka terinspirasi dari aksi salah satu militan perempuan dalam pemboman di Irak awal tahun ini seperti dikutip dari Al-Arabiya, Selasa (4/10/2016).
"Biro Investigasi Pengadilan (BCIJ), sayap dinas intelijen pengadilan Maroko, menyita bahan kimia dan bahan pembuat bom di salah satu rumah para tersangka," kata pernyataan itu. BCIJ telah aktif melacak terduga militan sejak ISIS menguasai sebagian besar Suriah dan Irak di 2014-2015.
Ratusan pejuang dari Maroko dan negara-negara lain Maghreb - Tunisia dan Aljazair - telah bergabung ISIS dalam perang sipil di Suriah. Para ahli keamanan mengatakan beberapa diantara mereka mengancam untuk kembali dan menciptakan sayap jihad baru di negara asalnya.
Pemerintah Maroko percaya 1.500 warga negara Maroko berjuang dengan faksi militan di Suriah dan Irak. Sekitar 220 telah kembali ke rumah dan dipenjara, sementara 286 tewas dalam pertempuran.
(ian)