Erdogan: Hubungan Turki-Mesir Normal Jika Morsi Dibebaskan
A
A
A
ANKARA - Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan menolak hubungan tingkat presiden dengan Kairo. Erdogan bersedia membangun hubungan dengan syarat mantan Presiden Mohamed Morsi dan sekutunya dibebaskan dari penjara.
Dalam sebuah wawancara, Erdogan mengatakan bahwa pemerintah Mesir saat ini adalah hasil dari kudeta militer terhadap legitimasi pemerintah. Ia menambahkan bahwa situasi di Mesir harus diperbaiki dan demokrasi harus terbuka untuk semua orang.
Ia mengatakan, normalisasi hubungan bilateral antara Turki dan Mesir tergantung pembebasan mantan Presiden Morsi dan pendukungnya. Erdogan pun menegaskan jika presiden Mesir saat ini, Abdel Fatah Al-Sisi, adalah menteri pertahanan di bawah mantan Presiden Mohamed Morsi. Ia pun mengkritik kudeta militer terhadap Morsi dan menggambarkannya sebagai tindakan yang tidak dapat diterima.
Erdogan memberikan perhatian atas penahanan mantan Presiden Morsi dan pendukungnya yang dijatuhi hukuman seumur hidup. Ia menambahkan bahwa Turki dan Mesir mempunyai ikatan sejarah dan tidak ada masalah dengan warga Mesir. Ia membenarkan bahwa Turki dapat menormalkan hubungan bilateral dengan Mesir jika Morsi dan pendukungnya dibebaskan.
"Perkembangan hubungan dagang dengan Mesir akan menjadi langkah positif bagi Turki. Namun, negosiasi dengan pihak Mesir tidak mungkin dengan partisipasi pribadi saya dari sudut pandang moral," kata Presiden Turki seperti dikutip dari dari Middle East Monitor, Selasa (4/10/2016).
Menanggapi pernyataan yang membandingkan perlakukan terhadap gerakan Fethullah Gulen dengan apa yang terjadi dengan Ikhwanul Muslimin di Mesir, Erdogan menegaskan bahwa keadaan di Mesir dan Turki berbeda. Ia menggambarkan bahwa Al-Sisi mengambil alih setelah melakukan kudeta militer dan melakukan pemilu yang tidak realistis.
Dalam sebuah wawancara, Erdogan mengatakan bahwa pemerintah Mesir saat ini adalah hasil dari kudeta militer terhadap legitimasi pemerintah. Ia menambahkan bahwa situasi di Mesir harus diperbaiki dan demokrasi harus terbuka untuk semua orang.
Ia mengatakan, normalisasi hubungan bilateral antara Turki dan Mesir tergantung pembebasan mantan Presiden Morsi dan pendukungnya. Erdogan pun menegaskan jika presiden Mesir saat ini, Abdel Fatah Al-Sisi, adalah menteri pertahanan di bawah mantan Presiden Mohamed Morsi. Ia pun mengkritik kudeta militer terhadap Morsi dan menggambarkannya sebagai tindakan yang tidak dapat diterima.
Erdogan memberikan perhatian atas penahanan mantan Presiden Morsi dan pendukungnya yang dijatuhi hukuman seumur hidup. Ia menambahkan bahwa Turki dan Mesir mempunyai ikatan sejarah dan tidak ada masalah dengan warga Mesir. Ia membenarkan bahwa Turki dapat menormalkan hubungan bilateral dengan Mesir jika Morsi dan pendukungnya dibebaskan.
"Perkembangan hubungan dagang dengan Mesir akan menjadi langkah positif bagi Turki. Namun, negosiasi dengan pihak Mesir tidak mungkin dengan partisipasi pribadi saya dari sudut pandang moral," kata Presiden Turki seperti dikutip dari dari Middle East Monitor, Selasa (4/10/2016).
Menanggapi pernyataan yang membandingkan perlakukan terhadap gerakan Fethullah Gulen dengan apa yang terjadi dengan Ikhwanul Muslimin di Mesir, Erdogan menegaskan bahwa keadaan di Mesir dan Turki berbeda. Ia menggambarkan bahwa Al-Sisi mengambil alih setelah melakukan kudeta militer dan melakukan pemilu yang tidak realistis.
(ian)