Festival Keagamaan di Ethiopia Berujung Petaka, 50 Tewas
A
A
A
ADDIS ABABA - Sebuah festival keagamaan di Ethiopia berujung menjadi tragedi ketika 50 orang tewas akibat terinjak-injak. Petaka itu terjadi setelah polisi menembakkan gas air mata dan tembakan peringatan untuk membubarkan pengunjuk rasa anti pemerintah.
Dikutip dari Express, Minggu (2/10/2016), ribuan orang telah berkumpul untuk mengikuti festival tahunan Irreecha di wilayah Oromiya. Saat bersamaan, menggelar aksi anti pemerintah dengan melambaikan bendera kelompok pemberontak dan meneriakkan slogan anti pemerintah.
Tembakan peringatan memicu kepanikan dimana mereka yang hadir dalam festival dan aksi protes itu sibuk melarikan diri. Sejumlah orang yang terjatuh tewas terinjak-injak. Saksi mata mengatakan beberapa orang terjun ke parit yang dalam.
Partai oposisi mengatakan sedikitnya 50 orang tewas akibat kejadian itu. Sedangkan pihak pemerintah tidak merilis jumlah resmi korban yang tewas akibat kekacauan tersebut, namun memastikan ada korban jiwa.
"Akibat dari kekacauan yang terjadi, sejumlah orang meninggal dan beberapa yang terluka dibawa ke rumah sakit. Mereka yang bertanggung jawab akan diadili," bunyi pernyataan kantor komunikasi negara.
Aksi protes meletus di seluruh Oromiya dalam dua tahun terakhir. Banyak pengunjuk rasa telah tewas setelah bentrok dengan polisi sejak akhir 2015.
Dikutip dari Express, Minggu (2/10/2016), ribuan orang telah berkumpul untuk mengikuti festival tahunan Irreecha di wilayah Oromiya. Saat bersamaan, menggelar aksi anti pemerintah dengan melambaikan bendera kelompok pemberontak dan meneriakkan slogan anti pemerintah.
Tembakan peringatan memicu kepanikan dimana mereka yang hadir dalam festival dan aksi protes itu sibuk melarikan diri. Sejumlah orang yang terjatuh tewas terinjak-injak. Saksi mata mengatakan beberapa orang terjun ke parit yang dalam.
Partai oposisi mengatakan sedikitnya 50 orang tewas akibat kejadian itu. Sedangkan pihak pemerintah tidak merilis jumlah resmi korban yang tewas akibat kekacauan tersebut, namun memastikan ada korban jiwa.
"Akibat dari kekacauan yang terjadi, sejumlah orang meninggal dan beberapa yang terluka dibawa ke rumah sakit. Mereka yang bertanggung jawab akan diadili," bunyi pernyataan kantor komunikasi negara.
Aksi protes meletus di seluruh Oromiya dalam dua tahun terakhir. Banyak pengunjuk rasa telah tewas setelah bentrok dengan polisi sejak akhir 2015.
(ian)