Penyebaran Sistem Rudal THAAD di Korsel Bikin Rusia Waswas
A
A
A
MOSKOW - Rusia menyatakan akan memperhitungkan penyebaran sistem rudal THAAD Amerika Serikat (AS) di Korea Selatan (Korsel) dalam perencanaan militernya. Moskow telah berulang kali menyuarakan kekecewaannya dengan instalasi Terminal High Altitude Area Defense (THAAD) di Semenanjung Korea.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Departemen Non Proliferasi dan Pengendalian Senjata Kementerian Luar Negeri Rusia, Mikhail Ulyanov. Ulyanov juga mengatakan penumpukan militer AS dan Korsel untuk memprovokasi Pyongyang adalah langkah-langkah baru yang tidak masuk akal.
"Penyebaran sistem pertahanan rudal tidak hanya mempengaruhi kepentingan Pyongyang, namun China dan sampai batas tertentu Rusia. Tentu ini akan diperhitungkan di China, Rusia, dan perencanaan militer Korea Utara (Korut)," katanya seperti dikutip dari IB Times, Sabtu (24/9/2016).
Seoul dan Washington pada bulan Juli sepakat untuk menyebarkan sistem pertahanan di tengah meningkatnya ancaman dari Korut. Kementerian pertahanan Korsel pada saat itu mengatakan bahwa kedua negara bertujuan untuk membuat sistem operasional di Seongju County pada akhir 2017.
Namun, China dan Rusia menentang penyebaran tersebut dan Beijing mendesak Seoul serta Washington untuk mempertimbangkan kembali keputusan mereka. Pada bulan April, Moskow mengatakan bahwa penyebaran sistem rudal akan menjadi ancaman bagi keamanannya.
Awal bulan ini, Presiden Korsel Park Geun-hye mengatakan kepada kantor berita Rusia Sputnik bahwa THAAD tidak akan digunakan untuk melawan Rusia atau negara lain.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Departemen Non Proliferasi dan Pengendalian Senjata Kementerian Luar Negeri Rusia, Mikhail Ulyanov. Ulyanov juga mengatakan penumpukan militer AS dan Korsel untuk memprovokasi Pyongyang adalah langkah-langkah baru yang tidak masuk akal.
"Penyebaran sistem pertahanan rudal tidak hanya mempengaruhi kepentingan Pyongyang, namun China dan sampai batas tertentu Rusia. Tentu ini akan diperhitungkan di China, Rusia, dan perencanaan militer Korea Utara (Korut)," katanya seperti dikutip dari IB Times, Sabtu (24/9/2016).
Seoul dan Washington pada bulan Juli sepakat untuk menyebarkan sistem pertahanan di tengah meningkatnya ancaman dari Korut. Kementerian pertahanan Korsel pada saat itu mengatakan bahwa kedua negara bertujuan untuk membuat sistem operasional di Seongju County pada akhir 2017.
Namun, China dan Rusia menentang penyebaran tersebut dan Beijing mendesak Seoul serta Washington untuk mempertimbangkan kembali keputusan mereka. Pada bulan April, Moskow mengatakan bahwa penyebaran sistem rudal akan menjadi ancaman bagi keamanannya.
Awal bulan ini, Presiden Korsel Park Geun-hye mengatakan kepada kantor berita Rusia Sputnik bahwa THAAD tidak akan digunakan untuk melawan Rusia atau negara lain.
(ian)