Obama Sebut Israel Tak Bisa Duduki Tanah Palestina Permanen
A
A
A
NEW YORK - Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama, dalam pidatonya di Majelis Umum PBB, mengatakan bahwa Israel tidak bisa menduduki tanah Palestina secara permanen. Obama minta Palestina dan Israel tidak terpancing hasutan dan harus sama-sama mengakui legitimasi masing-masing.
Obama yang masa jabatannya sebagai Presiden AS segera berakhir belum bisa mendamaikan Israel dan Palestina, meskipun dia sudah dua periode menjadi presiden.
”Tentunya Israel dan Palestina akan lebih baik jika Palestina menolak hasutan dan mengakui legitimasi Israel, namun Israel harus mengakui bahwa dia tidak dapat secara permanen menduduki dan mendiami tanah Palestina,” kata Obama, seperti dikutip Reuters, Rabu (21/9/2016).
Pidato Obama di forum itu akan menjadi pidato terakhirnya sebagai Presiden AS. Dalam forum serupa, Sekretaris Jenderel PBB, Ban Ki-moon, juga menyampaikan pidato terakhirnya. Jabatan Ki-moon akan berakhir 31 Desember mendatang.
”Sebagai teman dari kedua bangsa Israel dan Palestina, itu sakit saya bahwa dekade terakhir ini telah sepuluh tahun perdamaian kalah," katanya.
"Sepuluh tahun yang hilang untuk perluasan pemukiman ilegal. Sepuluh tahun yang kalah untuk membagi intra-Palestina, meningkatnya polarisasi dan keputusasaan,” ujar Ki-moon.
”Ini adalah kegilaan,” imbuh Sekjen PBB. “Mengganti solusi dua negara dengan membangun satu negara akan jadi mantra azab,” imbuh Ban Ki-moon, yang tetap percaya solusi dua negara sebagai jalan keluar konflik Israel dan Palestina.
Obama yang masa jabatannya sebagai Presiden AS segera berakhir belum bisa mendamaikan Israel dan Palestina, meskipun dia sudah dua periode menjadi presiden.
”Tentunya Israel dan Palestina akan lebih baik jika Palestina menolak hasutan dan mengakui legitimasi Israel, namun Israel harus mengakui bahwa dia tidak dapat secara permanen menduduki dan mendiami tanah Palestina,” kata Obama, seperti dikutip Reuters, Rabu (21/9/2016).
Pidato Obama di forum itu akan menjadi pidato terakhirnya sebagai Presiden AS. Dalam forum serupa, Sekretaris Jenderel PBB, Ban Ki-moon, juga menyampaikan pidato terakhirnya. Jabatan Ki-moon akan berakhir 31 Desember mendatang.
”Sebagai teman dari kedua bangsa Israel dan Palestina, itu sakit saya bahwa dekade terakhir ini telah sepuluh tahun perdamaian kalah," katanya.
"Sepuluh tahun yang hilang untuk perluasan pemukiman ilegal. Sepuluh tahun yang kalah untuk membagi intra-Palestina, meningkatnya polarisasi dan keputusasaan,” ujar Ki-moon.
”Ini adalah kegilaan,” imbuh Sekjen PBB. “Mengganti solusi dua negara dengan membangun satu negara akan jadi mantra azab,” imbuh Ban Ki-moon, yang tetap percaya solusi dua negara sebagai jalan keluar konflik Israel dan Palestina.
(mas)