Wilayah Golan Dihantam Mortir, Israel Serang Tentara Suriah
A
A
A
YERUSALEM - Militer Israel mengatakan angkatan udara negara itu menyerang pasukan pemerintah Suriah setelah tembakan mortir menghantam Dataran Tinggi Golan. Serangan udara Israel ini bukanlah yang pertama kalinya terjadi.
Militer Israel mengatakan bahwa mortir dari Suriah menghantam daerah terbuka tanpa menyebabkan korban luka, namun tidak menyebutkan berapa banyak mortir yang menghantam daerah itu. Tidak seperti insiden serupa pada 22 Agustus lalu, Israel tidak merinci apakan insiden tersebut sebuah tembakan liar.
"Dalam menanggapi serangan mortir pada hari ini, Pasukan Pertahan Israel (IDF) menargetkan tembakan meriam kepada rezim Suriah di sebelah utara Dataran Tinggi Golan," begitu pernyataan militer Israel seperti dikutip dari Al Arabiya, Senin (5/9/2016).
Seorang juru bicara mengatakan bahwa serangan Israel datang dalam serangan udara. "Pemerintah Suriah harus bertanggung jawab atas pelanggaran kedaulatan Israel," tulis juru bicara militer Peter Lerner di akun resmi Twitter-nya. "IDF akan terus bertindak untuk melindungi Israel," tambahnya.
Pada tanggal 22 Agustus, angkatan udara Israel menyerang apa yang dikatakan sebagai sebuah peluncur roket tentara Suriah dalam menanggapi tembakan liar dari konflik Suriah. Peristiwa serupa juga terjadi pada bulan Juli dan sebelumnya.
Israel merebut 1.200 kilometer persegi (460 mil persegi) Dataran Tinggi Golan dari Suriah dalam Perang Enam Hari tahun 1967 dan kemudian mencaploknya dalam sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.
Militer Israel mengatakan bahwa mortir dari Suriah menghantam daerah terbuka tanpa menyebabkan korban luka, namun tidak menyebutkan berapa banyak mortir yang menghantam daerah itu. Tidak seperti insiden serupa pada 22 Agustus lalu, Israel tidak merinci apakan insiden tersebut sebuah tembakan liar.
"Dalam menanggapi serangan mortir pada hari ini, Pasukan Pertahan Israel (IDF) menargetkan tembakan meriam kepada rezim Suriah di sebelah utara Dataran Tinggi Golan," begitu pernyataan militer Israel seperti dikutip dari Al Arabiya, Senin (5/9/2016).
Seorang juru bicara mengatakan bahwa serangan Israel datang dalam serangan udara. "Pemerintah Suriah harus bertanggung jawab atas pelanggaran kedaulatan Israel," tulis juru bicara militer Peter Lerner di akun resmi Twitter-nya. "IDF akan terus bertindak untuk melindungi Israel," tambahnya.
Pada tanggal 22 Agustus, angkatan udara Israel menyerang apa yang dikatakan sebagai sebuah peluncur roket tentara Suriah dalam menanggapi tembakan liar dari konflik Suriah. Peristiwa serupa juga terjadi pada bulan Juli dan sebelumnya.
Israel merebut 1.200 kilometer persegi (460 mil persegi) Dataran Tinggi Golan dari Suriah dalam Perang Enam Hari tahun 1967 dan kemudian mencaploknya dalam sebuah langkah yang tidak pernah diakui oleh masyarakat internasional.
(ian)