Sudan Tutup Sekolah yang Disponsori Musuh Erdogan
Sudan Tutup Sekolah yang Disponsori Musuh Erdogan
A
A
A
KHARTOUM - Pemerintah Sudan memutuskan untuk menutup sekolah yang disponsori oleh Fethullah Gulen, ulama Turki yang saat berada dalam pengsingan di Amerika Serikat (AS). Hal itu diutarakan oleh Duta Besar Turki untuk Sudan, Cemalettin Aydin.
"Presiden Sudan, Omar Bashir mengeluarkan perintah untuk menutup semua sekolah yang terkait dengan organisasi Gulen di Sudan," kata Aydin dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Rabu (3/8).
Aydin mengatakan, Ankara menghargai solidaritas Sudan mengenai isu tersebut. Dia mencatat bahwa Bashir adalah salah satu dari beberapa Kepala Negara yang membuat panggilan telepon pribadi kepada Presdien Turki Recep Tayyip Erdogan setelah kudeta.
Turki memang telah meminta sejumlah negara, termasuk di dalamnya Indonesia untuk menutup lembaga pendidikan yang memiliki keterkaitan dengan Gullen. Kepada Indonesia, Turki meminta pemerintah menutup setidaknya sembilan lembaga pendidikan.
Gullen, yang merupakan musuh bebuyutan Erdogan dinilai sebagai sosok di balik upaya kudeta di Turki yang berlangsung pada 15 Juli lalu. Gullen sendiri sejatinya telah membantah terkait dengan upaya kudeta, dan turut mengutuk hal tersebut.
"Presiden Sudan, Omar Bashir mengeluarkan perintah untuk menutup semua sekolah yang terkait dengan organisasi Gulen di Sudan," kata Aydin dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Sputnik pada Rabu (3/8).
Aydin mengatakan, Ankara menghargai solidaritas Sudan mengenai isu tersebut. Dia mencatat bahwa Bashir adalah salah satu dari beberapa Kepala Negara yang membuat panggilan telepon pribadi kepada Presdien Turki Recep Tayyip Erdogan setelah kudeta.
Turki memang telah meminta sejumlah negara, termasuk di dalamnya Indonesia untuk menutup lembaga pendidikan yang memiliki keterkaitan dengan Gullen. Kepada Indonesia, Turki meminta pemerintah menutup setidaknya sembilan lembaga pendidikan.
Gullen, yang merupakan musuh bebuyutan Erdogan dinilai sebagai sosok di balik upaya kudeta di Turki yang berlangsung pada 15 Juli lalu. Gullen sendiri sejatinya telah membantah terkait dengan upaya kudeta, dan turut mengutuk hal tersebut.
(esn)
Explore More