Pilot Turki Penembak Jatuh Jet Rusia Terlibat Kudeta
A
A
A
ANKARA - Dua pilot Turki yang menembak jatuh pesawat jet tempur Su-24 Rusia di perbatasan Suriah-Turki November 2015 lalu ikut ditangkap. Keduanya dituduh bagian dari komplotan kudeta militer Turki yang berakhir dengan kegagalan.
Penembakan jet tempur Rusia telah memicu krisis diplomatik antara Rusia dan Turki yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kedua negara bulan lalu sepakat untuk memulihkan hubungan.
”Dua pilot yang merupakan bagian dari operasi untuk menjatuhkan Su-24 Rusia pada November 2015 berada di tahanan,” kata seorang pejabat Turki kepada wartawan yang menolak diidentifikasi, seperti dikutip Al Arabiya, Selasa (19/7/2016).
Pejabat Turki itu melanjutkan bahwa kedua pilot ditahan atas keterlibatan dalam jaringan kudeta.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah menghubungi Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada hari Minggu. Putin mengatakan bahwa kudeta tidak dapat diterima. Dia berharap stabilitas di Turki cepat pulih.
Kedua pemimpin ini dijadwalkan bertatap muka pada minggu pertama bulan Agustus nanti. Jika rencana itu terealisasi, maka itu merupakan pertemuan pertama Putin dan Erdogan sejak Rusia dan Turki memulihkan hubungan.
Sementara itu, Perdana Menteri Turki Binali Yildirim mengatakan bahwa lebih dari 7.500 orang telah ditahan atas keterlibatan dalam upaya kudeta. Ribuan orang itu termasuk 103 jenderal dan laksamana.
Presiden Erdogan menuduh musuh bebuyutannya, Fethullah Gulen dan pendukungnya berada di balik upaya kudeta di Turki. Tapi Gulen yang tinggal di Amerika Serikat telah membantah dan menuduh balik Erdogan dan partainya AKP sebagai perekayasa kudeta.
Penembakan jet tempur Rusia telah memicu krisis diplomatik antara Rusia dan Turki yang belum pernah terjadi sebelumnya. Kedua negara bulan lalu sepakat untuk memulihkan hubungan.
”Dua pilot yang merupakan bagian dari operasi untuk menjatuhkan Su-24 Rusia pada November 2015 berada di tahanan,” kata seorang pejabat Turki kepada wartawan yang menolak diidentifikasi, seperti dikutip Al Arabiya, Selasa (19/7/2016).
Pejabat Turki itu melanjutkan bahwa kedua pilot ditahan atas keterlibatan dalam jaringan kudeta.
Presiden Rusia Vladimir Putin telah menghubungi Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada hari Minggu. Putin mengatakan bahwa kudeta tidak dapat diterima. Dia berharap stabilitas di Turki cepat pulih.
Kedua pemimpin ini dijadwalkan bertatap muka pada minggu pertama bulan Agustus nanti. Jika rencana itu terealisasi, maka itu merupakan pertemuan pertama Putin dan Erdogan sejak Rusia dan Turki memulihkan hubungan.
Sementara itu, Perdana Menteri Turki Binali Yildirim mengatakan bahwa lebih dari 7.500 orang telah ditahan atas keterlibatan dalam upaya kudeta. Ribuan orang itu termasuk 103 jenderal dan laksamana.
Presiden Erdogan menuduh musuh bebuyutannya, Fethullah Gulen dan pendukungnya berada di balik upaya kudeta di Turki. Tapi Gulen yang tinggal di Amerika Serikat telah membantah dan menuduh balik Erdogan dan partainya AKP sebagai perekayasa kudeta.
(mas)