Perangi ISIS, Gaji Pasukan Kurdi Ditanggung AS
A
A
A
BAGHDAD - Seorang pejabat kementerian Kurdi mengatakan, bahwa gaji pejuang pasukan Kurdi, Peshmerga, yang mengambil bagian dari perang merebut kota Mosul akan di bayarkan oleh Amerika Serikat (AS). Hal itu adalah bagian dari perjanjian protokol militer antara Departemen Pertahan dan Pemerintah Daerah Kurdi (KRG).
Sekjen Kementerian KRG untuk Urusan Peshmerga Cabbar Yaver mengatakan saat ini KRG tengah menghadapi krisis ekonomi akibat konflik anggaran yang sedang berlangsung antara pemerintah Irak di Baghdad dan Erbil, ibukota administratif KRG. Krisis diperburuk dengan jatuhnya harga minyak global yang menyebabkan KRG tidak mampu membayar gaji pasukan Peshmerganya yang jumlannya mencapai 50 ribu.
Dalam wawancara eksklusif dengan kantor berita Anadolu, Yaver mengatakan, protokol militer itu diperlukan untuk mengeluarkan dana yang berasal dari AS dan akan dipergunakan untuk membayar gaji pasukan Peshmerga.
"Bagian pertama dari dana tersebut berjumlah USD415 juta akan dipergunakan untuk membayar gaji dan pengeluaran perang lainnya. AS akan terus memberikan dana sampai akhir kampanye anti-Daesh di Irak," tutur Yaver menggunakan istilah Arab untuk ISIS seperti dikutip dari Albawaba, Kamis (14/7/2016).
Ia juga menekankan bahwa para pejuang Peshmerga akan mengosongkan Mosul segera setelah merebut kota itu dari tangan ISIS. Begitu pasukan Peshmerga memasuki pusat Mosul, bersama pasukan militer Irak, mereka akan menyerahkan daerah yang dibebaskan kepada pasukan keamanan lokal sebelum ditugaskan kembali ke luar kota.
Awal pekan lalu, Menteri Pertahanan AS Ashton Carter mengatakan Washington merencanakan untuk mengirim 560 tentara ke Irak untuk membantu "membebaskan" Mosul. Irak telah mengalami kekosongan keamanan sejak pertengahan 2014, ketika ISIS menguasai Mosul dan menyerbu sebagian besar wilayah di bagian utara dan barat negara itu.
Sekjen Kementerian KRG untuk Urusan Peshmerga Cabbar Yaver mengatakan saat ini KRG tengah menghadapi krisis ekonomi akibat konflik anggaran yang sedang berlangsung antara pemerintah Irak di Baghdad dan Erbil, ibukota administratif KRG. Krisis diperburuk dengan jatuhnya harga minyak global yang menyebabkan KRG tidak mampu membayar gaji pasukan Peshmerganya yang jumlannya mencapai 50 ribu.
Dalam wawancara eksklusif dengan kantor berita Anadolu, Yaver mengatakan, protokol militer itu diperlukan untuk mengeluarkan dana yang berasal dari AS dan akan dipergunakan untuk membayar gaji pasukan Peshmerga.
"Bagian pertama dari dana tersebut berjumlah USD415 juta akan dipergunakan untuk membayar gaji dan pengeluaran perang lainnya. AS akan terus memberikan dana sampai akhir kampanye anti-Daesh di Irak," tutur Yaver menggunakan istilah Arab untuk ISIS seperti dikutip dari Albawaba, Kamis (14/7/2016).
Ia juga menekankan bahwa para pejuang Peshmerga akan mengosongkan Mosul segera setelah merebut kota itu dari tangan ISIS. Begitu pasukan Peshmerga memasuki pusat Mosul, bersama pasukan militer Irak, mereka akan menyerahkan daerah yang dibebaskan kepada pasukan keamanan lokal sebelum ditugaskan kembali ke luar kota.
Awal pekan lalu, Menteri Pertahanan AS Ashton Carter mengatakan Washington merencanakan untuk mengirim 560 tentara ke Irak untuk membantu "membebaskan" Mosul. Irak telah mengalami kekosongan keamanan sejak pertengahan 2014, ketika ISIS menguasai Mosul dan menyerbu sebagian besar wilayah di bagian utara dan barat negara itu.
(ian)