Eropa Memanas, NATO Aktifkan Sistem Pertahanan Rudal Balistik
A
A
A
WARSAWA - Sekjen NATO, Jens Stoltenberg mengumumkan bahwa sistem pertahanan rudal balistik di Eropa sudah dioperasionalkan. Sistem ini meliputi kapal perang, sistem pertahanan rudal, dan radar yang ditempatkan di seluruh wilayah negara-negara anggota NATO.
"Hari ini kita telah memutuskan untuk menyatukan operasional awal dari sistem pertahanan rudal balistik NATO. Ini berarti bahwa kapal AS yang berbasis di Spanyol, radar di Turki dan situs pecegat di Rumania kini dapat bekerjasama di bawah komando dan kontrol NATO," tuturnya.
Stoltenberg menambahkan, bahwa perisai rudal NATO sepenuhnya bersifat defensif dan merupakan ancaman bagi penangkal nuklir strategis Rusia seperti dikutip dari laman Russia Today, Sabtu (9/7/2016).
Stoltenberg juga memastikan jika NATO akan menyebar 4 batalion antara 3.000 hingga 4.000 tentara ke Polandia, Estonia, Latvia, dan Lithuania. Negara-negara anggota NATO juga menyepakati kehadiran mereka di Rumania dan Bulgaria di Eropa Tenggara dan wilayah Laut Hitam. Hal ini akan dibahas lebih lanjut pada sesi pertemuan menteri pertahanan bulan Oktober mendatang.
Namun, Stoltenberg menggarisbawahi bahwa apa yang dilakukan NATO bukan berarti ingin mengisolasi Rusia. "Kami tidak ingin perang Dingin baru, kita tidak ingin perlombaan senjata baru dan kami tidak mencari konfrontasi baru. Kami hanya memperkuat pencegahan dan pertahanan kami, kami terus mencari dialog yang konstruktif dengan Rusia," katanya.
"Hari ini kita telah memutuskan untuk menyatukan operasional awal dari sistem pertahanan rudal balistik NATO. Ini berarti bahwa kapal AS yang berbasis di Spanyol, radar di Turki dan situs pecegat di Rumania kini dapat bekerjasama di bawah komando dan kontrol NATO," tuturnya.
Stoltenberg menambahkan, bahwa perisai rudal NATO sepenuhnya bersifat defensif dan merupakan ancaman bagi penangkal nuklir strategis Rusia seperti dikutip dari laman Russia Today, Sabtu (9/7/2016).
Stoltenberg juga memastikan jika NATO akan menyebar 4 batalion antara 3.000 hingga 4.000 tentara ke Polandia, Estonia, Latvia, dan Lithuania. Negara-negara anggota NATO juga menyepakati kehadiran mereka di Rumania dan Bulgaria di Eropa Tenggara dan wilayah Laut Hitam. Hal ini akan dibahas lebih lanjut pada sesi pertemuan menteri pertahanan bulan Oktober mendatang.
Namun, Stoltenberg menggarisbawahi bahwa apa yang dilakukan NATO bukan berarti ingin mengisolasi Rusia. "Kami tidak ingin perang Dingin baru, kita tidak ingin perlombaan senjata baru dan kami tidak mencari konfrontasi baru. Kami hanya memperkuat pencegahan dan pertahanan kami, kami terus mencari dialog yang konstruktif dengan Rusia," katanya.
(ian)