Pasca Brexit, Kekerasan Rasisme di Inggris Meningkat

Senin, 04 Juli 2016 - 12:55 WIB
Pasca Brexit, Kekerasan Rasisme di Inggris Meningkat
Pasca Brexit, Kekerasan Rasisme di Inggris Meningkat
A A A
LONDON - Sebuah badan amal anti rasis mengatakan, laporan serangan dan kekerasan rasisme di Inggris meningkat pasca pengumuman referendum yang dimenangkan kelompok pro Brexit.

Menurut lembaga itu, pihaknya telah menerima 112 laporan pasca Brexit. Terjadi peningkatan yang signifikan dibanding 4 laporan dalam seminggu sebelum pengumuman referendum.

"Kami tampaknya akan mengalami gelombang xenofobia dan insiden rasial. Kami sudah menerima telepon tentang perselisihan antar tetangga, orang-orang yang disebut 'P', 'N', orang-orang yang telah mendapatkan selebaran melalui pintu," kata Direktur badan amal tersebut, Suresh Grover, seperti dikutip dari laman Mirror, Senin (4/7/2016).

Ketua masyarakat Black Lawyers, Barrister Peter Herbert, mengatakan: "Inggris telah kembali ke tingkat rasisme, kekerasan, dan ketakutan yang tidak pernah terlihat sejak pidato Sungai Berdarah-nya Enoch Powell." Dia juga menambahkan bahwa fokus kampanye Brexit pada migran melegitimasi kekerasan rasial dan kekerasan yang sekarang muncul.

Orang Polandia yang tinggal di Inggris adalah diantara mereka yang telah ditargetkan. Selain itu, shalat umat Muslim yang direncanakan di taman Southampton untuk hari ini dan Selasa dibatalkan karena ketegangan di kota.
(ian)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6328 seconds (0.1#10.140)