Bawa Kasus LCS ke Pengadilan, China Ejek Filipina
A
A
A
BEIJING - China kembali menyuarakan rasa tidak senang atas keputusan Filipina yang membawa permasalahan Laut China Selatan (LCS) ke Pengadilan Arbitrase Internasional di Den Haag, Belanda. China menyebut langkah unilateral Filipina sama dengan mencemooh hukum internasional.
"Saya menekankan kembali bahwa pengadilan arbitrase tidak memiliki yurisdiksi dalam kasus ini dan tentang masalah yang relevan, dan tidak harus mengadakan dengar pendapat atau membuat putusan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hong Lei, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (30/6/2016).
"Dalam masalah wilayah dan perselisihan delineasi maritim, China tidak menerima penyelesaian sengketa dari pihak ketiga dan tidak menerima penyelesain sengketa yang dipaksakan kepada China," katanya lagi.
Pengadilan Arbitrase Internasional akan memberikan putusan mengenai kasus Filipina terhadap klaim China di LCS pada 12 Juli mendatang. Putusan ini merupakan teguran langsung kepada Beijing yang bersikukuh menolak yurisdiksi pengadilan tersebut.
Manila adalah salah satu negara yang menolak klaim sepihak Beijing atas LCS, jalur laut tersibuk di dunia. Beberapa negara Asia Tenggara juga memiliki klaim serupa dan perselisihan ini memicu kekhawatiran menimbulkan konfrontasi militer yang bisa mengganggu perdagangan global.
"Saya menekankan kembali bahwa pengadilan arbitrase tidak memiliki yurisdiksi dalam kasus ini dan tentang masalah yang relevan, dan tidak harus mengadakan dengar pendapat atau membuat putusan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Hong Lei, seperti dikutip dari laman Reuters, Kamis (30/6/2016).
"Dalam masalah wilayah dan perselisihan delineasi maritim, China tidak menerima penyelesaian sengketa dari pihak ketiga dan tidak menerima penyelesain sengketa yang dipaksakan kepada China," katanya lagi.
Pengadilan Arbitrase Internasional akan memberikan putusan mengenai kasus Filipina terhadap klaim China di LCS pada 12 Juli mendatang. Putusan ini merupakan teguran langsung kepada Beijing yang bersikukuh menolak yurisdiksi pengadilan tersebut.
Manila adalah salah satu negara yang menolak klaim sepihak Beijing atas LCS, jalur laut tersibuk di dunia. Beberapa negara Asia Tenggara juga memiliki klaim serupa dan perselisihan ini memicu kekhawatiran menimbulkan konfrontasi militer yang bisa mengganggu perdagangan global.
(ian)