Israel Ingin Bangun Pulau Buatan di Dekat Gaza Senilai Rp66,2 T
A
A
A
YERUSALEM - Israel berencana untuk membangun pulau buatan di dekat Gaza, Palestina, dengan nilai proyek USD5 miliar atau sekitar Rp66,2 triliun.
Pulau buatan itu nantinya akan dilengkapi bandara yang akan membuat Gaza bisa berhubungan dengan seluruh dunia. Proyek ini juga diklaim untuk mengurangi dampak blokade Israel terhadap Gaza yang diberlakukan sejak 2007.
Kabinet Keamanan Pemerintah Israel sedang memperdebatkan proposal yang didukung oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tersebut.
Pulau buatan tersebut akan dihubungkan ke Gaza oleh sebuah jembatan sepanjang tiga mil. Selain akan dilengkapi dengan bandara, pulau buatan juga akan dilengkapi dengan pelabuhan.
Yisrael Katz, Wakil Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, mengatakan Israel tidak keberatan untuk mengurangi blokade Gaza selama kebutuhan keamanan terpenuhi.
Pulau buatan itu nantinya akan dijalankan oleh Palestina dan masyarakat internasional, namun Israel akan mengawasi pemeriksaan keamanannya.
”Saya tidak berpikir itu adalah hak untuk mengunci 2 juta orang tanpa koneksi ke dunia,” katanya mengacu pada derita rakyat Gaza yang mengalami blokade Israel sejak 2007 sebagai imbas permusuhan Hamas dan Israel.
Gaza sampai saat ini masih dikuasai faksi Hamas, Palestina.
”Israel tidak memiliki kepentingan untuk membuat hidup lebih sulit bagi penduduk di sana. Tapi karena alasan keamanan, kita belum bisa membangun sebuah bandara atau pelabuhan di Gaza,” ujarnya, seperti dikutip Daily Mail, Selasa (21/6/2016).
Israel pernah menghancurkan bandara asli Gaza selama intifada atau pemberontakan kedua Palestina. Israel juga menghancurkan pelabuhan kecil di Gaza yang sedianya memfasilitasi kapal-kapal kontainer.
Pulau buatan itu nantinya akan dilengkapi bandara yang akan membuat Gaza bisa berhubungan dengan seluruh dunia. Proyek ini juga diklaim untuk mengurangi dampak blokade Israel terhadap Gaza yang diberlakukan sejak 2007.
Kabinet Keamanan Pemerintah Israel sedang memperdebatkan proposal yang didukung oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tersebut.
Pulau buatan tersebut akan dihubungkan ke Gaza oleh sebuah jembatan sepanjang tiga mil. Selain akan dilengkapi dengan bandara, pulau buatan juga akan dilengkapi dengan pelabuhan.
Yisrael Katz, Wakil Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, mengatakan Israel tidak keberatan untuk mengurangi blokade Gaza selama kebutuhan keamanan terpenuhi.
Pulau buatan itu nantinya akan dijalankan oleh Palestina dan masyarakat internasional, namun Israel akan mengawasi pemeriksaan keamanannya.
”Saya tidak berpikir itu adalah hak untuk mengunci 2 juta orang tanpa koneksi ke dunia,” katanya mengacu pada derita rakyat Gaza yang mengalami blokade Israel sejak 2007 sebagai imbas permusuhan Hamas dan Israel.
Gaza sampai saat ini masih dikuasai faksi Hamas, Palestina.
”Israel tidak memiliki kepentingan untuk membuat hidup lebih sulit bagi penduduk di sana. Tapi karena alasan keamanan, kita belum bisa membangun sebuah bandara atau pelabuhan di Gaza,” ujarnya, seperti dikutip Daily Mail, Selasa (21/6/2016).
Israel pernah menghancurkan bandara asli Gaza selama intifada atau pemberontakan kedua Palestina. Israel juga menghancurkan pelabuhan kecil di Gaza yang sedianya memfasilitasi kapal-kapal kontainer.
(mas)