ISIS Jual Budak Seks di Facebook karena Krisis Uang
A
A
A
WASHINGTON - Kelompok ISIS dilaporkan menjual tawanan wanita sebagai budak seks di Facebook untuk mengatasi kekurangan uang.
Washington Post menemukan posting-an Facebook militan ISIS yang menjual budak seks. Posting-an itu tertanggal 20 Mei 2016.
Dalam posting-an militan ISIS yang mengidentifikasi dirinya bernama Abu Assad Almani mengunggah foto seorang perempuan muda dengan komentar berbunyi; ”Untuk semua yang berpikir membeli budak, yang satu ini adalah USD8.000.”
Satu jam kemudian, Almani mengunggah foto kedua dengan tawaran diskon untuk “sabiyah” (budak) yang lain.
”Apa yang membuat harga ini layak? Apakah dia memiliki keterampilan yang luar biasa?" tanya salah satu koresponden tentang wanita yang ditawarkan Almani.
"Tidak," jawab Almani. ”Pasokan dan permintaan membuat dia seharga itu.”
Menurut laporan Washington Post semalam, banyak akun media sosial yang digunakan oleh militan kelompok Islamic State (ISIS) dalam beberapa bulan terakhir untuk jual beli budak seks.
Posting-an Almani tanggal 20 Mei soal penjualan budak seks yang dikutip media AS itu semula terlacak Middle East Research Institute (MEMRI).
Skye Wheeler dari Human Rights Watch, mengutip data para pejabat Kurdi di Irak dan Suriah, mengatakan bahwa kelompok teroris ISIS menyandera sekitar 1.800 perempuan dan anak perempuan, setelah menyerang kota yang dihuni warga Yazidi.
”Semakin lama mereka ditahan oleh ISIS, kehidupan yang lebih mengerikan dialami wanita Yazidi, dibeli dan dijual, diperkosa secara brutal,” kata Wheeler.
Washington Post menemukan posting-an Facebook militan ISIS yang menjual budak seks. Posting-an itu tertanggal 20 Mei 2016.
Dalam posting-an militan ISIS yang mengidentifikasi dirinya bernama Abu Assad Almani mengunggah foto seorang perempuan muda dengan komentar berbunyi; ”Untuk semua yang berpikir membeli budak, yang satu ini adalah USD8.000.”
Satu jam kemudian, Almani mengunggah foto kedua dengan tawaran diskon untuk “sabiyah” (budak) yang lain.
”Apa yang membuat harga ini layak? Apakah dia memiliki keterampilan yang luar biasa?" tanya salah satu koresponden tentang wanita yang ditawarkan Almani.
"Tidak," jawab Almani. ”Pasokan dan permintaan membuat dia seharga itu.”
Menurut laporan Washington Post semalam, banyak akun media sosial yang digunakan oleh militan kelompok Islamic State (ISIS) dalam beberapa bulan terakhir untuk jual beli budak seks.
Posting-an Almani tanggal 20 Mei soal penjualan budak seks yang dikutip media AS itu semula terlacak Middle East Research Institute (MEMRI).
Skye Wheeler dari Human Rights Watch, mengutip data para pejabat Kurdi di Irak dan Suriah, mengatakan bahwa kelompok teroris ISIS menyandera sekitar 1.800 perempuan dan anak perempuan, setelah menyerang kota yang dihuni warga Yazidi.
”Semakin lama mereka ditahan oleh ISIS, kehidupan yang lebih mengerikan dialami wanita Yazidi, dibeli dan dijual, diperkosa secara brutal,” kata Wheeler.
(mas)