Pasukan SAS Merudal Truk Bunuh Diri ISIS yang Nyaris Serang Publik
A
A
A
MISRATA - Pasukan khusus Inggris, SAS, dipuji komandan Libya setelah bertindak cepat merudal truk yang akan digunakan militan ISIS untuk aksi bunuh diri di tengah publik di dekat Kota Misrata.
“Mereka (pasukan SAS)"meledakkan truk bunuh diri dengan ledakan besar, yang terbesar yang belum pernah kita lihat,” kata seorang komandan militer Libya, Mohammed Durat.
Menurutnya, aksi heroik pasukan SAS telah menyelamatkan banyak nyawa warga Libya yang hendak diserang dengan truk bunuh diri kelompok Islamic State atau ISIS.
Durat, seperti dikutip IB Times, Kamis (26/5/2016) mengatakan tembakan rudal tunggal pasukan SAS terhadap truk ISIS itu terjadi pada 12 Mei 2016. Truk itu sedang bergerak mendekati jembatan yang menuju Kota Misrata.
“Teman-teman Inggris kami tampak cukup tenang soal hal itu pada hari itu,” lanjut Durat.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Inggris menyatakan bahwa mereka tidak akan mengomentari operasi pasukan khusus.
Bulan lalu, Kementerian Luar Negeri Inggris menyatakan bahwa Inggris hanya focus pada pelatihan untuk pasukan keamanan Libya agar bisa menjamin keamanan mereka sendiri. Inggris, menurut kementerian itu tidak memiliki rencana untuk mengerahkan pasukan darat di negara yang pernah dipimpin Moammar Khaddafi itu.
“Mereka (pasukan SAS)"meledakkan truk bunuh diri dengan ledakan besar, yang terbesar yang belum pernah kita lihat,” kata seorang komandan militer Libya, Mohammed Durat.
Menurutnya, aksi heroik pasukan SAS telah menyelamatkan banyak nyawa warga Libya yang hendak diserang dengan truk bunuh diri kelompok Islamic State atau ISIS.
Durat, seperti dikutip IB Times, Kamis (26/5/2016) mengatakan tembakan rudal tunggal pasukan SAS terhadap truk ISIS itu terjadi pada 12 Mei 2016. Truk itu sedang bergerak mendekati jembatan yang menuju Kota Misrata.
“Teman-teman Inggris kami tampak cukup tenang soal hal itu pada hari itu,” lanjut Durat.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Inggris menyatakan bahwa mereka tidak akan mengomentari operasi pasukan khusus.
Bulan lalu, Kementerian Luar Negeri Inggris menyatakan bahwa Inggris hanya focus pada pelatihan untuk pasukan keamanan Libya agar bisa menjamin keamanan mereka sendiri. Inggris, menurut kementerian itu tidak memiliki rencana untuk mengerahkan pasukan darat di negara yang pernah dipimpin Moammar Khaddafi itu.
(mas)