Netanyahu Tegaskan Tolak Konferensi Perdamaian Usulan Prancis
A
A
A
YERUSALEM - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu mengatakan kepada Menteri Luar Negeri Prancis, Jean-Marc Ayrault, Israel tetap menentang usulan perdamaian Prancis. Sebelumnya, Prancis mengusulkan diadakannya konferensi internasional untuk mencoba menghidupkan kembali pembicaraan damai Israel-Palestina.
"Saya mengatakan kepadanya (Jean-Marc Ayrault), satu-satunya cara untuk memajukan perdamaian bahwa mereka mengakui Israel sebagai negara bangsa dari orang-orang Yahudi, tanpa prasyarat," kata Netanyahu dikutip dari Reuters, Minggu (15/5/2016).
"Apa pun selain pembicaraan bilateral akan memberikan Palestina peluang yang akan digunakan untuk menghindari permintaan agar Palestina mengakui Israel sebagai negara bangsa dari orang-orang Yahudi," sambungnya.
Setelah bertemu Netanyahu, Ayrault akan melakukan perjalanan ke Ramallah di Tepi Barat untuk membahas inisiatif dengan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas. Ia sendiri memilih bungkam terkait pernyataan Netanyahu tersebut.
Prancis mengapungkan usulan konferensi internasional yang akan menetapkan sebuah kerangka kerja untuk negosiasi damai. Hal ini dilakukan setelah upaya AS untuk menengahi kesepakatan dua negara runtuh pada bulan April tahun 2014.
Pertemuan internasional yang direncanakan digelar pada 30 Mei di Paris, diatur untuk menyertakan Kuartet Timur Tengah (Amerika Serikat, Rusia, Uni Eropa dan PBB), Liga Arab, Dewan Keamanan PBB dan sekitar 20 negara, tanpa Israel atau partisipasi Palestina.
"Saya mengatakan kepadanya (Jean-Marc Ayrault), satu-satunya cara untuk memajukan perdamaian bahwa mereka mengakui Israel sebagai negara bangsa dari orang-orang Yahudi, tanpa prasyarat," kata Netanyahu dikutip dari Reuters, Minggu (15/5/2016).
"Apa pun selain pembicaraan bilateral akan memberikan Palestina peluang yang akan digunakan untuk menghindari permintaan agar Palestina mengakui Israel sebagai negara bangsa dari orang-orang Yahudi," sambungnya.
Setelah bertemu Netanyahu, Ayrault akan melakukan perjalanan ke Ramallah di Tepi Barat untuk membahas inisiatif dengan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas. Ia sendiri memilih bungkam terkait pernyataan Netanyahu tersebut.
Prancis mengapungkan usulan konferensi internasional yang akan menetapkan sebuah kerangka kerja untuk negosiasi damai. Hal ini dilakukan setelah upaya AS untuk menengahi kesepakatan dua negara runtuh pada bulan April tahun 2014.
Pertemuan internasional yang direncanakan digelar pada 30 Mei di Paris, diatur untuk menyertakan Kuartet Timur Tengah (Amerika Serikat, Rusia, Uni Eropa dan PBB), Liga Arab, Dewan Keamanan PBB dan sekitar 20 negara, tanpa Israel atau partisipasi Palestina.
(ian)