Amerika Bilang Ibu Kota ISIS dalam Kondisi Darurat
A
A
A
WASHINGTON - Militer Amerika Serikat (AS) menyatakan bahwa wilayah Raqqa, Suriah, yang menjadi “ibu kota” ISIS dalam kondisi darurat.
Kelompok ISIS terus berupaya membentengi wilayah itu untuk mengantisipasi serangan eksternal. Pernyataan militer AS itu disampaikan pejabat Pentagon, Kolonel Steve Waren, kepada wartawan pada hari Jumat.
”Kami telah melihat deklarasi darurat di Raqqa, apa itu pun artinya,” kata Warren.
Dia mengaku menerima laporan bahwa kelompok ekstremis Islamic State (ISIS) berada dalam kekacauan dan merasa terus terancam.
Warren, seperti dikutip Sputniknews, Sabtu (14/5/2016), mengatakan bahwa ISIS terus membangun “perisai” untuk melindungi posisi mereka dari serangan udara dan darat yang kemungkinan muncul dar berbagai sudut kota.
Awal pekan ini, juru bicara aliansi Pasukan Demokratik Suriah (SDF), Tajir Ayn Al-Arab, mengatakan bahwa mereka menyiapkan untuk serangan tiga cabang di Raqqa dengan tujuan membebaskan kota itu dari pendudukan ISIS. Serangan, dia rencanakan dilakukan dari timur laut dan barat laut Suriah.
”Pembebasan Raqqa,” kata Ayn Al-Arab.”Ini akan menjadi pukulan serius bagi posisi Daesh (ISIS) posisi di Suriah. Kami bermaksud untuk membebaskan rakyat Raqqa dari ‘jihadis’.”
Warren melanjutkan, Daesh menyadari adanya rencana manuver SDF bersama dengan koalisi yang dipimpin AS di Suriah.”Baik untuk (posisi) timur dan barat mereka, yang membuat aliansi semakin mampu menghasilkan kekuatan tempur di berbagai daerah,” ujarnya.
Dengan reposisi personel dan aparat militer, lanjut Waren, Daesh sedang mencoba untuk menanggapi rencana serangan besar-besaran itu.
”Saya kira apa yang mereka pikir mungkin akan terjadi pada tahap berikutnya," kata Warren. "Dan kami telah melihat laporan dari reposisi personel mereka, baik di dalam kota atau bahkan ke luar kota,” imbuh Warren.
Kelompok ISIS terus berupaya membentengi wilayah itu untuk mengantisipasi serangan eksternal. Pernyataan militer AS itu disampaikan pejabat Pentagon, Kolonel Steve Waren, kepada wartawan pada hari Jumat.
”Kami telah melihat deklarasi darurat di Raqqa, apa itu pun artinya,” kata Warren.
Dia mengaku menerima laporan bahwa kelompok ekstremis Islamic State (ISIS) berada dalam kekacauan dan merasa terus terancam.
Warren, seperti dikutip Sputniknews, Sabtu (14/5/2016), mengatakan bahwa ISIS terus membangun “perisai” untuk melindungi posisi mereka dari serangan udara dan darat yang kemungkinan muncul dar berbagai sudut kota.
Awal pekan ini, juru bicara aliansi Pasukan Demokratik Suriah (SDF), Tajir Ayn Al-Arab, mengatakan bahwa mereka menyiapkan untuk serangan tiga cabang di Raqqa dengan tujuan membebaskan kota itu dari pendudukan ISIS. Serangan, dia rencanakan dilakukan dari timur laut dan barat laut Suriah.
”Pembebasan Raqqa,” kata Ayn Al-Arab.”Ini akan menjadi pukulan serius bagi posisi Daesh (ISIS) posisi di Suriah. Kami bermaksud untuk membebaskan rakyat Raqqa dari ‘jihadis’.”
Warren melanjutkan, Daesh menyadari adanya rencana manuver SDF bersama dengan koalisi yang dipimpin AS di Suriah.”Baik untuk (posisi) timur dan barat mereka, yang membuat aliansi semakin mampu menghasilkan kekuatan tempur di berbagai daerah,” ujarnya.
Dengan reposisi personel dan aparat militer, lanjut Waren, Daesh sedang mencoba untuk menanggapi rencana serangan besar-besaran itu.
”Saya kira apa yang mereka pikir mungkin akan terjadi pada tahap berikutnya," kata Warren. "Dan kami telah melihat laporan dari reposisi personel mereka, baik di dalam kota atau bahkan ke luar kota,” imbuh Warren.
(mas)