Pembocor Panama Papers Mengaku Bukan Mata-mata
A
A
A
BERLIN - Pembocor jutaan dokumen keuangan milik firma hukum Mossack Fonseca yang berbasis di Panama, belakangan disebut sebagai Panama Papers, membantah jika dirinya adalah seorang agen mata-mata. Ia menyatakan bahwa motivasinya membocorkan dokumen tersebut adalah "skala keadilan".
Ia mengatakan, Panama Papers telah menunjukkan sejumlah kesalahan yang dilakukan oleh para elit politik, namun tindakan yang diambil tidaklah memuaskan. Ia pun mengaku siap bekerjasama dengan lembaga penegak hukum.
"Sebagai catatan, saya tidak bekerja untuk lembaga pemerintah atau lembaga intelijen, secara langsung atau sebagai kontraktor, dan saya tidak pernah," tegasnya dalam sebuah manifesto yang dikirimkan ke media Jerman, Sueddeutsche Zeitung, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (7/5/2016).
Sosok yang menyebut dirinya John Doe itu juga meminta Komisi Eropa, Inggris, Amerika Serikat dan negara lain untuk melindungi whistleblower. "Whistleblower yang mengekspos kesalahan janganlah dipertanyakan, apakah orang dalam atau orang luar, tapi layak diberikan kekebalan dari retribusi pemerintah, titik," katanya.
Ia pun mengkritik bank, regulator keuangan, otoritas pajak, pengadilan dan profesi hukum, serta media, dimana ia menawarkan dokumen tersebut kepada sejumlah media ternama yang memilih untuk tidak melindungi mereka.
"Dampak kolektif dari kegagalan ini telah menjadi erosi lengkap standar etika, yang pada akhirnya mengarah ke sistem baru yang kita masih sebuah sebagai Kapitalisme, tapi sama saja dengan perbudakan ekonomi," katanya
Ia mengatakan, Panama Papers telah menunjukkan sejumlah kesalahan yang dilakukan oleh para elit politik, namun tindakan yang diambil tidaklah memuaskan. Ia pun mengaku siap bekerjasama dengan lembaga penegak hukum.
"Sebagai catatan, saya tidak bekerja untuk lembaga pemerintah atau lembaga intelijen, secara langsung atau sebagai kontraktor, dan saya tidak pernah," tegasnya dalam sebuah manifesto yang dikirimkan ke media Jerman, Sueddeutsche Zeitung, seperti dikutip dari Reuters, Sabtu (7/5/2016).
Sosok yang menyebut dirinya John Doe itu juga meminta Komisi Eropa, Inggris, Amerika Serikat dan negara lain untuk melindungi whistleblower. "Whistleblower yang mengekspos kesalahan janganlah dipertanyakan, apakah orang dalam atau orang luar, tapi layak diberikan kekebalan dari retribusi pemerintah, titik," katanya.
Ia pun mengkritik bank, regulator keuangan, otoritas pajak, pengadilan dan profesi hukum, serta media, dimana ia menawarkan dokumen tersebut kepada sejumlah media ternama yang memilih untuk tidak melindungi mereka.
"Dampak kolektif dari kegagalan ini telah menjadi erosi lengkap standar etika, yang pada akhirnya mengarah ke sistem baru yang kita masih sebuah sebagai Kapitalisme, tapi sama saja dengan perbudakan ekonomi," katanya
(ian)