Hizbullah Tuduh Saudi Biang Runtuhnya Gencatan Senjata di Suriah
A
A
A
BEIRUT - Kelompok Hizbullah Libanon menuduh Arab Saudi dan negara Arab lainnya sebagi penyebab runtuhnya gencatan senjata di Suriah.
Menurut Hizbullah, Saudi dan negara-negara Arab meningkatkan dukungan untuk kelompok bersenjata yang melawan Presiden Suriah Bashar Al-Assad.
Gencatan senjata telah runtuh di Kota Aleppo, di mana kota yang dikuasai kelompok pemberontak itu luluh lantak setelah digempur dengan serangan udara rezim Suriah.
Tuduhan dari Hizbullah itu disampaikan pemimpin kelompok tersebut, Hassan Nasrallah.
”Saudi mendorong keras ke arah runtuhnya semua bentuk ketenangan dan gencatan senjata di Suriah,” kata Nasrallah dalam pidato yang disiarkan di stasiun televisi Al Manar, yang dikutip Reuters, Sabtu (7/5/2016).
Menurutnya, apa yang terjadi di Aleppo dimulai oleh pelanggaran gencatan senjata yang dilakukan kelompok pemberontak yang didanai Saudi.
”Di medan perang, Arab adalah pendukung setiap langkah dalam eskalasi (pertempuran) dan bekerja secara politis untuk menggagalkan negosiasi yang diselenggarakan oleh PBB di Jenewa,” katanya.
Konflik Suriah berlangsung lima tahun terakhir yang membuat jutaan orang sengsara.
”Ada bulan keras (ke depan). Saudi menghabiskan uang secar lebih, mengumpulkan kekuatan secara lebih, membayar tentara bayaran dan membuat lebih banyak hasutan agama dan sektarian,” imbuh Nasrallah.
Menurut Hizbullah, Saudi dan negara-negara Arab meningkatkan dukungan untuk kelompok bersenjata yang melawan Presiden Suriah Bashar Al-Assad.
Gencatan senjata telah runtuh di Kota Aleppo, di mana kota yang dikuasai kelompok pemberontak itu luluh lantak setelah digempur dengan serangan udara rezim Suriah.
Tuduhan dari Hizbullah itu disampaikan pemimpin kelompok tersebut, Hassan Nasrallah.
”Saudi mendorong keras ke arah runtuhnya semua bentuk ketenangan dan gencatan senjata di Suriah,” kata Nasrallah dalam pidato yang disiarkan di stasiun televisi Al Manar, yang dikutip Reuters, Sabtu (7/5/2016).
Menurutnya, apa yang terjadi di Aleppo dimulai oleh pelanggaran gencatan senjata yang dilakukan kelompok pemberontak yang didanai Saudi.
”Di medan perang, Arab adalah pendukung setiap langkah dalam eskalasi (pertempuran) dan bekerja secara politis untuk menggagalkan negosiasi yang diselenggarakan oleh PBB di Jenewa,” katanya.
Konflik Suriah berlangsung lima tahun terakhir yang membuat jutaan orang sengsara.
”Ada bulan keras (ke depan). Saudi menghabiskan uang secar lebih, mengumpulkan kekuatan secara lebih, membayar tentara bayaran dan membuat lebih banyak hasutan agama dan sektarian,” imbuh Nasrallah.
(mas)