PBB Sebut Suriah Larang Bantuan Kemanusiaan Masuki Aleppo
A
A
A
NEW YORK - Penasehat kemanusiaan PBB, Jan Egelend mengatakan, pemerintah Suriah menolak tuntutan PBB untuk memberikan bantuan kepada 905.000 orang, termasuk bagi warga yang tinggal di Aleppo. Dalam dua pekan terakhir, Aleppo telah menjadi pusat pertempuran sengit.
"Kami tampaknya mengalami situasi pengepungan baru di daerah yang menjadi wilayah pengawasan kami. Kami memiliki ratusan pekerja bantuan yang tidak bisa bergerak di Aleppo," katanya kepada para wartawan, seperti disitir dari Reuters, Rabu (4/5/2016).
"Ini adalah aib, dimana sementara waktu kita harus melihat warga Aleppo menderita, pilihan mereka untuk melarikan diri tidak pernah sesulit seperti saat ini," imbuhnya.
Sebelumnya, bantuan kemanusiaan untuk para korban perang di Suriah bisa disalurkan setelah kedua belah pihak sepakat untuk melakukan gencatan senjata pada bulan Februari lalu. Namun, kesepakatan itu runtuh setelah terjadi peperangan di Aleppo. Alhasil, pemberian bantuan kemanusiaan kepada korban perang pun terhenti.
Gugus tugas kemanusiaan mengirimkan permintaan kepada pemerintah Suriah untuk mengizinkan konvoi bantuan masuk ke enam daerah yang terkepung pada bulan Mei, namun sia-sia.
"Kami mendapat jawaban yang bukan berita baik. Setengah dari tempat yang rencananya akan menerima bantuan kemanusiaan ditolak, termasuk Aleppo timur," katanya. Aleppo timur adalah wilayah yang dikuasai kelompok pemberontak.
"Kami tampaknya mengalami situasi pengepungan baru di daerah yang menjadi wilayah pengawasan kami. Kami memiliki ratusan pekerja bantuan yang tidak bisa bergerak di Aleppo," katanya kepada para wartawan, seperti disitir dari Reuters, Rabu (4/5/2016).
"Ini adalah aib, dimana sementara waktu kita harus melihat warga Aleppo menderita, pilihan mereka untuk melarikan diri tidak pernah sesulit seperti saat ini," imbuhnya.
Sebelumnya, bantuan kemanusiaan untuk para korban perang di Suriah bisa disalurkan setelah kedua belah pihak sepakat untuk melakukan gencatan senjata pada bulan Februari lalu. Namun, kesepakatan itu runtuh setelah terjadi peperangan di Aleppo. Alhasil, pemberian bantuan kemanusiaan kepada korban perang pun terhenti.
Gugus tugas kemanusiaan mengirimkan permintaan kepada pemerintah Suriah untuk mengizinkan konvoi bantuan masuk ke enam daerah yang terkepung pada bulan Mei, namun sia-sia.
"Kami mendapat jawaban yang bukan berita baik. Setengah dari tempat yang rencananya akan menerima bantuan kemanusiaan ditolak, termasuk Aleppo timur," katanya. Aleppo timur adalah wilayah yang dikuasai kelompok pemberontak.
(ian)