Rusia Rekrut 5 Lumba-Lumba Masuk Angkatan Laut
A
A
A
MOSKOW - Pemerintah Rusia merekrut lima lumba-lumba untuk masuk di korps Angkatan Laut.
Ini merupakan teknik pertahanan terbaru Rusia dengan mengandalkan hewan mamalia laut.
Sebuah tender Departemen Pertahanan mengungkapkan bahwa Rusia membayar total USD26 ribu atau sekitar Rp343,5 juta untuk mamalia laut, dengan kondisi “semua gigi utuh” dan “ tidak ada lendir dari lubang sembur”.
Namun, Rusia masih menolak untuk mengungkapkan mengapa keputusan misterius dalam taktik pertahananan seperti itu diambil.
Lima lumba-lumba yang direkrut itu terdiri dari tiga lumba-lumba jantan dan dua lumba-lumba betina. Lima lumba-lumba untuk militer itu dibeli dari Moscow’s Utrish Dolphinarium.
Ada kemungkinan bahwa makhluk lucu tersebut digunakan sebagai pembunuh.
Sebab, dalam Perang Dingin, Rusia—sebelumnya bernama Uni Soviet—tidak hanya menggunakan lumba-lumba untuk misi penyelamatan tapi juga dilatih untuk menanam bahan peledak atau bom di kapal musuh.
Rusia telah melatih lumba-lumba tanpa ada penjelasan sejak 1960-an. Rusia terakhir kali menggunakan lumba-lumba ketika menaklukkan Crimea pada tahun 2014 lalu.
Kementerian Pertahanan Rusia, seperti dikutip dariWashington Post, Senin (25/4/2016),membantah klaim bahwa hewan laut yang direkrut itu sedang dilatih sebagai pembunuh.
Rusia sejatinya satu-satunya negara untuk mempekerjakan lumba-lumba untuk pertahanan militernya.Menurut New York Daily News, Angkatan Laut Amerika Serikat juga telah memiliki program pelatihan lumba-lumba sejak Perang Dingin.
Tapi di situs Angkatan Laut untuk Program Pelatihan, AS menegaskan bahwa mereka tidak memiliki niat menggunakan lumba-lumba untuk perang.
”Karena lumba-lumba tidak bisa melihat perbedaan antara musuh dan kapal ramah, atau musuh dan penyelam serta perenang ramah, itu tidak akan bijaksana untuk memberikan semacam otoritas keputusan kepada binatang,” bunyi pernyataan di situs itu.
Ini merupakan teknik pertahanan terbaru Rusia dengan mengandalkan hewan mamalia laut.
Sebuah tender Departemen Pertahanan mengungkapkan bahwa Rusia membayar total USD26 ribu atau sekitar Rp343,5 juta untuk mamalia laut, dengan kondisi “semua gigi utuh” dan “ tidak ada lendir dari lubang sembur”.
Namun, Rusia masih menolak untuk mengungkapkan mengapa keputusan misterius dalam taktik pertahananan seperti itu diambil.
Lima lumba-lumba yang direkrut itu terdiri dari tiga lumba-lumba jantan dan dua lumba-lumba betina. Lima lumba-lumba untuk militer itu dibeli dari Moscow’s Utrish Dolphinarium.
Ada kemungkinan bahwa makhluk lucu tersebut digunakan sebagai pembunuh.
Sebab, dalam Perang Dingin, Rusia—sebelumnya bernama Uni Soviet—tidak hanya menggunakan lumba-lumba untuk misi penyelamatan tapi juga dilatih untuk menanam bahan peledak atau bom di kapal musuh.
Rusia telah melatih lumba-lumba tanpa ada penjelasan sejak 1960-an. Rusia terakhir kali menggunakan lumba-lumba ketika menaklukkan Crimea pada tahun 2014 lalu.
Kementerian Pertahanan Rusia, seperti dikutip dariWashington Post, Senin (25/4/2016),membantah klaim bahwa hewan laut yang direkrut itu sedang dilatih sebagai pembunuh.
Rusia sejatinya satu-satunya negara untuk mempekerjakan lumba-lumba untuk pertahanan militernya.Menurut New York Daily News, Angkatan Laut Amerika Serikat juga telah memiliki program pelatihan lumba-lumba sejak Perang Dingin.
Tapi di situs Angkatan Laut untuk Program Pelatihan, AS menegaskan bahwa mereka tidak memiliki niat menggunakan lumba-lumba untuk perang.
”Karena lumba-lumba tidak bisa melihat perbedaan antara musuh dan kapal ramah, atau musuh dan penyelam serta perenang ramah, itu tidak akan bijaksana untuk memberikan semacam otoritas keputusan kepada binatang,” bunyi pernyataan di situs itu.
(mas)