Kekurangan Uang, ISIS Disebut Bunuh dan Jual Organ Anggotanya Sendiri
A
A
A
MOSUL - Kelompok Islamic State (ISIS) dituduh membunuh para anggotanya sendiri sehingga mereka dapat mengambil organ tubuh dan menjualnya di pasar gelap. Langkah itu diambil ISIS karena putus asa setelah kekurangan uang.
Organ yang paling banyak dijual ISIS adalah hati dan ginjal. Tuduhan itu muncul di sejumlah surat kabar Timur Tengah dan Eropa.
Koran berbahasa Arab, Al-Sabah, misalnya, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya di Mosul menulis; ”Dokter diancam untuk mengambil organ tubuh dari militan ISIS yang terluka.”
Surat kabar Spanyol, El Mundo, juga melaporkan bahwa ISIS telah mencoba untuk memanen organ dari para anggota yang terluka, serta dari tentara Suriah dan tawanan lainnya.
Mereka juga mengklaim bahwa para tahanan yang disandera oleh ISIS juga telah dipaksa untuk memberikan darah ke “jihadis” yang terluka. Laporan lain dari Mosulyang diberitakan IB Times, Kamis (21/4/2016) malam, menyebut sedikitnya 183 orang telah kehilangan organ.
Kelompok ISIS yang berjuang melawan pasukan Kurdi, tentara Suriah dan Irak dan pasukan lainnya sudah putus asa untuk mendapatkan uang yang memang diperlukan untuk bisa mengontrol wilayah kekuasaan mereka yang terus berkurang.
ISIS atau Daesh telah kehilangan sekitar 22 persen dari total wilayah yang mereka duduki sejak tahun 2014. Hilangnya wilayah itulah yang menyebabkan penurunan jumlah warga yang mereka kontrol, sehingga mereka kehilangan pendapatan dari sektor pajak.
Selain itu, kilang minyak dan bank juga telah ditargetkan koalisi yang dipimpin Amerika Serikat (AS) melalui agresi dengan nama Operation Resolve Inherent. Koalisi AS telah membombardir ratusan bangunan yang dikendalikan oleh kelompok teror ini.
Hasil penelitian kelompok IHS terbaru tentang kondisi ISIS di Irak dan Suriah, menyatakan ISIS kehilangan sekitar 30 persen dari total pendapatannya sejak tahun lalu. ”Pada pertengahan 2015, pendapatan bulanan ISIS secara keseluruhan adalah sekitar USD80 juta,” kata Ludovico Carlino, analis senior di kelompok riset IHS untuk Pemantau Konflik.
“Pada Maret 2016, pendapatan bulanan ISIS merosot menjadi USD56 juta,” lanjut dia. Penurunan pendapatan itu, disebabkan produksi minyak harian ISIS yang telah menurun drastis akibat pengeboman oleh koalisi AS dan Rusia.
Produksi minyak jarahan ISIS, menurut IHS, menurundari 33.000 barel menjadi 21.000 barel.
Organ yang paling banyak dijual ISIS adalah hati dan ginjal. Tuduhan itu muncul di sejumlah surat kabar Timur Tengah dan Eropa.
Koran berbahasa Arab, Al-Sabah, misalnya, mengutip sumber yang tidak disebutkan namanya di Mosul menulis; ”Dokter diancam untuk mengambil organ tubuh dari militan ISIS yang terluka.”
Surat kabar Spanyol, El Mundo, juga melaporkan bahwa ISIS telah mencoba untuk memanen organ dari para anggota yang terluka, serta dari tentara Suriah dan tawanan lainnya.
Mereka juga mengklaim bahwa para tahanan yang disandera oleh ISIS juga telah dipaksa untuk memberikan darah ke “jihadis” yang terluka. Laporan lain dari Mosulyang diberitakan IB Times, Kamis (21/4/2016) malam, menyebut sedikitnya 183 orang telah kehilangan organ.
Kelompok ISIS yang berjuang melawan pasukan Kurdi, tentara Suriah dan Irak dan pasukan lainnya sudah putus asa untuk mendapatkan uang yang memang diperlukan untuk bisa mengontrol wilayah kekuasaan mereka yang terus berkurang.
ISIS atau Daesh telah kehilangan sekitar 22 persen dari total wilayah yang mereka duduki sejak tahun 2014. Hilangnya wilayah itulah yang menyebabkan penurunan jumlah warga yang mereka kontrol, sehingga mereka kehilangan pendapatan dari sektor pajak.
Selain itu, kilang minyak dan bank juga telah ditargetkan koalisi yang dipimpin Amerika Serikat (AS) melalui agresi dengan nama Operation Resolve Inherent. Koalisi AS telah membombardir ratusan bangunan yang dikendalikan oleh kelompok teror ini.
Hasil penelitian kelompok IHS terbaru tentang kondisi ISIS di Irak dan Suriah, menyatakan ISIS kehilangan sekitar 30 persen dari total pendapatannya sejak tahun lalu. ”Pada pertengahan 2015, pendapatan bulanan ISIS secara keseluruhan adalah sekitar USD80 juta,” kata Ludovico Carlino, analis senior di kelompok riset IHS untuk Pemantau Konflik.
“Pada Maret 2016, pendapatan bulanan ISIS merosot menjadi USD56 juta,” lanjut dia. Penurunan pendapatan itu, disebabkan produksi minyak harian ISIS yang telah menurun drastis akibat pengeboman oleh koalisi AS dan Rusia.
Produksi minyak jarahan ISIS, menurut IHS, menurundari 33.000 barel menjadi 21.000 barel.
(mas)