Perekrut Anggota ISIS Paling Dicari Dicokok Polisi Moskow
A
A
A
MOSKOW - Menteri Dalam Negeri Rusia, Vladimir Kolokoltsev mengatakan, pihak kepolisian Moskow berhasil menahan salah satu perekrut anggota ISIS yang paling dicari. Diungkapkannya, sang perekrut bekerja sebagai sopir taksi di ibukota Rusia itu.
"Kami telah menyelesaikan operasi khusus dengan nama operasi 'Taksi'. Polisi harus mengamati sebanyak 173 ribu lebih berkas pengemudi taksi," ungkap Kolokoltsev, seperti dikutip dari laman Sputnik, Sabtu (16/4/2016).
"Salah satu sopir taksi itu diketahui sebagai salah satu perekrut anggota Daesh yang paling dicari dunia internasional," katanya lagi menggunakan istilah Arab untuk kelompok ekstrimis ISIS.
Daesh, kelompok yang mengendalikan sejumlah wilayah di Suriah dan Irak, terkenal karena merekrut sejumlah orang untuk masuk menjadi anggotanya dari seluruh dunia. Mereka menggunakan segala cara untuk melakukan hal itu, termasuk melalui propaganda.
Rusia, seperti negara-negara lain di seluruh dunia, berisiko menjadi lokasi perekrutan anggota jaringan Islam radikal. Pada bulan Desember 2015, FSB memperkirakan bahwa ada 2.900 warga Rusia yang diduga berpartisipasi dalam kegiatan jaringan Daesh.
"Kami telah menyelesaikan operasi khusus dengan nama operasi 'Taksi'. Polisi harus mengamati sebanyak 173 ribu lebih berkas pengemudi taksi," ungkap Kolokoltsev, seperti dikutip dari laman Sputnik, Sabtu (16/4/2016).
"Salah satu sopir taksi itu diketahui sebagai salah satu perekrut anggota Daesh yang paling dicari dunia internasional," katanya lagi menggunakan istilah Arab untuk kelompok ekstrimis ISIS.
Daesh, kelompok yang mengendalikan sejumlah wilayah di Suriah dan Irak, terkenal karena merekrut sejumlah orang untuk masuk menjadi anggotanya dari seluruh dunia. Mereka menggunakan segala cara untuk melakukan hal itu, termasuk melalui propaganda.
Rusia, seperti negara-negara lain di seluruh dunia, berisiko menjadi lokasi perekrutan anggota jaringan Islam radikal. Pada bulan Desember 2015, FSB memperkirakan bahwa ada 2.900 warga Rusia yang diduga berpartisipasi dalam kegiatan jaringan Daesh.
(ian)