Azerbaijan dan Armenia Sepakat Lakukan Gencatan Senjata
A
A
A
BAKU - Azerbaijan dan pasukan etnis Armenia sepakat melakukan gencatan senjata segera, setelah hampir 4 hari bertempur di wilayah Nagorno-Karabakh yang disengketakan. Pengumuman itu datang dari separatis Armenia dan kementerian pertahanan Azerbaijan.
"Pada tanggal 5 April pukul 12:00 (08:00 GMT), atas dasar kesepakatan bersama, aksi militer pada garis kontak antara angkatan bersenjata Armenia dan Azerbaijan dihentikan," begitu bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Azerbaijan dikutip dari Reuters, Selasa (5/4/2016).
Pernyataan ini diperkuat oleh pernyataan seorang personel Angkatan Bersenjata Armenia yang mendukung kelompok separatis Nagorno-Karabakh. "Kami telah diperintahkan untuk menghentikan serangan," katanya kepada Reuters.
Pengumuman gencatan senjata ini datang setelah sejumlah negara Eropa mendesak pertempuran tersebut segera berakhir. Mereka khawatir eskalasi dapat menyebabkan ketidakstabilan di wilayah yang berfungsi sebagai koridor untuk jaringan pipa minyak dan gas ke pasar dunia.
Pertempuran itu telah menjadi yang paling berdarah dalam beberapa tahun terakhir. Azerbaijan mengatakan 16 prajuritnya tewas dalam 48 jam terakhir. Sedangkan para pejabat di wilayah yang ingin memisahkan diri dari Azerbaijan itu mengatakan 20 tentara mereka tewas sejak pertempuran dimulai.
"Pada tanggal 5 April pukul 12:00 (08:00 GMT), atas dasar kesepakatan bersama, aksi militer pada garis kontak antara angkatan bersenjata Armenia dan Azerbaijan dihentikan," begitu bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Azerbaijan dikutip dari Reuters, Selasa (5/4/2016).
Pernyataan ini diperkuat oleh pernyataan seorang personel Angkatan Bersenjata Armenia yang mendukung kelompok separatis Nagorno-Karabakh. "Kami telah diperintahkan untuk menghentikan serangan," katanya kepada Reuters.
Pengumuman gencatan senjata ini datang setelah sejumlah negara Eropa mendesak pertempuran tersebut segera berakhir. Mereka khawatir eskalasi dapat menyebabkan ketidakstabilan di wilayah yang berfungsi sebagai koridor untuk jaringan pipa minyak dan gas ke pasar dunia.
Pertempuran itu telah menjadi yang paling berdarah dalam beberapa tahun terakhir. Azerbaijan mengatakan 16 prajuritnya tewas dalam 48 jam terakhir. Sedangkan para pejabat di wilayah yang ingin memisahkan diri dari Azerbaijan itu mengatakan 20 tentara mereka tewas sejak pertempuran dimulai.
(ian)