Sentil AS, Fidel Castro Bilang Kuba Tak Butuh Hadiah dari Imperialis!
A
A
A
HAVANA - Mantan pemimpin Kuba, Fidel Castro, menyentil keras Amerika Serikat (AS) setelah kunjungan Presiden Barack Obama ke Havana. Dia menyatakan bahwa Kuba tidak butuh hadiah dari negara imperialis.
Kuba di bawah kepemimpinan adiknya, Raul Castro, telah mengakhiri permusuhan dengan AS. Namun, Fidel Castro tak sepenuhnya mendukung pemulihan hubungan diplomatik AS dengan negara komunis itu.
”Kami tidak butuh imperialis memberikan hadiah apapun,” tulis Fidel Castro dalam sebuah kolom di surat kabar Kuba, Granma, menanggapi kunjungan bersejarah Obama ke Havana beberapa hari lalu.
Dalam kunjungannya ke Havana, Obama tidak menemui Fidel Castro yang dijuluki “Bapak Revolusi Kuba” itu.
“Mendengarkan kata-kata Presiden AS bisa memberikan siapa pun serangan jantung. Tidak ada yang punya ilusi apapun bahwa rakyat negara mulia dan tanpa pamrih ini akan menyerahkan kemuliaan, hak, dan kekayaan spiritual yang telah datang melalui pengembangan pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan,” tulis Fidel Castro, yang dikutip IB Times, Selasa (29/3/2016).
Dalam kunjungan pertamanya ke Kuba, Obama menyerukan demokrasi dan kebebasan politik yang lebih besar di Havana. Obama dan Raul Castro, juga bertekad untuk meningkatkan hubungan antara kedua negara, setelah hubungan diplomatik kedua negara dipulihkan kembali pada bulan Desember 2014.
Namun, Fidel Castro seperti tak mau tahu dengan pemulihan hubungan diplomatik kedua negara ini. Dalam sebuah artikel 1.500 kata, dia “menyisir” pidato Obama, dan mengingatkan para pembacanya perihal insiden Teluk Babi, di mana pasukan paramiliter CIA yang disponsori kelompok “buangan” Kuba mencoba mengambil alih pulau pada tahun 1961, namun gagal.
Obama telah meminta Kongres AS mencabut embargo terhadap Kuba. Penjatuhan embargo inilah yang menjadi salah satu faktor kebuntuan utama dalam hubungan AS dan Kuba. Tapi, Obama tidak memiliki kekuatan tinggal untuk mencabut embargo itu.
Kuba di bawah kepemimpinan adiknya, Raul Castro, telah mengakhiri permusuhan dengan AS. Namun, Fidel Castro tak sepenuhnya mendukung pemulihan hubungan diplomatik AS dengan negara komunis itu.
”Kami tidak butuh imperialis memberikan hadiah apapun,” tulis Fidel Castro dalam sebuah kolom di surat kabar Kuba, Granma, menanggapi kunjungan bersejarah Obama ke Havana beberapa hari lalu.
Dalam kunjungannya ke Havana, Obama tidak menemui Fidel Castro yang dijuluki “Bapak Revolusi Kuba” itu.
“Mendengarkan kata-kata Presiden AS bisa memberikan siapa pun serangan jantung. Tidak ada yang punya ilusi apapun bahwa rakyat negara mulia dan tanpa pamrih ini akan menyerahkan kemuliaan, hak, dan kekayaan spiritual yang telah datang melalui pengembangan pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan,” tulis Fidel Castro, yang dikutip IB Times, Selasa (29/3/2016).
Dalam kunjungan pertamanya ke Kuba, Obama menyerukan demokrasi dan kebebasan politik yang lebih besar di Havana. Obama dan Raul Castro, juga bertekad untuk meningkatkan hubungan antara kedua negara, setelah hubungan diplomatik kedua negara dipulihkan kembali pada bulan Desember 2014.
Namun, Fidel Castro seperti tak mau tahu dengan pemulihan hubungan diplomatik kedua negara ini. Dalam sebuah artikel 1.500 kata, dia “menyisir” pidato Obama, dan mengingatkan para pembacanya perihal insiden Teluk Babi, di mana pasukan paramiliter CIA yang disponsori kelompok “buangan” Kuba mencoba mengambil alih pulau pada tahun 1961, namun gagal.
Obama telah meminta Kongres AS mencabut embargo terhadap Kuba. Penjatuhan embargo inilah yang menjadi salah satu faktor kebuntuan utama dalam hubungan AS dan Kuba. Tapi, Obama tidak memiliki kekuatan tinggal untuk mencabut embargo itu.
(mas)