Analis: AS Jangan Remehkan Ultimatum Rusia

Rabu, 23 Maret 2016 - 18:21 WIB
Analis: AS Jangan Remehkan...
Analis: AS Jangan Remehkan Ultimatum Rusia
A A A
WASHINGTON - Seorang analis keamanan Amerika Serikat (AS), Michael Maloof menuturkan, pemerintah AS sebaiknya jangan meremehkan ultimatum yang dilayangkan oleh Rusia. Ultimatum itu berisi ancaman kepada AS, bahwa jika AS tidak mengontrol sekutu mereka terkait gencatan senjata, maka Rusia akan melakukan serangan besar-besaran terhadap pemberontak Suriah.

Maloof, yang merupakan mantan analis kebijakan keamanan senior untuk Menteri Pertahanan AS menyarankan agar pemerintah AS untuk segera memberikan respon terhadap ultimatum tersebut. Jika tidak, maka bukan tidak mungkin Rusia akan benar-benar membombardir basis pemberontak Suriah.

Sementara itu, Maloof juga mengakui, bahwa sebenarnya tidak ada kegiatan terkoordinasi dari sisi AS untuk menginduksi beberapa kelompok pemberontak untuk mengamati gencatan senjata.

"AS tidak memiliki strategi yang jelas mengenai kelompok-kelompok ini. Di satu sisi, Washington ingin kelompok ini melawan Daesh, namun dalam jangka panjang mereka mungkin berakhir memerangi Presiden Bashar Assad," ucap Maloof, seperti dilansir Sputnik pada Rabu (23/3).

"Oleh karena itu, saya menyarankan otoritas AS untuk serius menganggap kesiapan Moskow untuk secara sepihak menggunakan kekuatan militer kepada mereka yang melanggar gencatan senjata Suriah. Namun, saya tidak yakin pemerintah AS akan mengindahkan saran saya," sambungnya.

Seperti diberitakan sebelumnya, Kepala Direktorat Operasi Utama di Staf Umum Rusia, Sergei Rudskoi mengaku telah mengirimkan proposal tersebut kepada pemerintah AS. Negeri Beruang Merah tersebut memberikan batas waktu kepada AS hingga semalam untuk memberikan respon.

Sejauh ini, Rusia memang belum melakukan serangan apapun terhadap basis pemberontak Suriah. Salah satu alasannya, seperti diutarakan Rudskoi kala itu adalah mungkin karena Rusia sedang mencoba memverifikasi kelompok mana saja yang melakukan pelanggaran, sebelum menyerang.
(esn)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0792 seconds (0.1#10.140)