Terungkap, CIA Abaikan Munculnya ISIS Sejak 2013

Rabu, 16 Maret 2016 - 16:29 WIB
Terungkap, CIA Abaikan...
Terungkap, CIA Abaikan Munculnya ISIS Sejak 2013
A A A
PARIS - Central Intelligence Agency (CIA) Amerika Serikat (AS) mengabaikan munculnya kelompok ISIS di Irak dan Suriah sejak 2013. CIA sudah memperoleh data munculnya ISIS yang diberikan kepala mata-mata oposisi Suriah.

Kepala mata-mata Tentara Pembebasan Suriah (FSA) dengan nama kode “M” melakukan wawancara khusus dengan media Prancis, Le Monde. Dia mengungkap bahwa CIA tidak berbuat apa-apa meski sudah diberi data tentang munculnya kelompok Islamic State Iraq dan Syria (ISIS).

Kepala mata-mata FSA itu mengaku sudah memberi wawasan kritis tentang posisi ISIS di Irak dan Suriah, termasuk koordinat GPS, peta, foto, nomor telepon dan bahkan alamat IP.

Dari saat Daesh (ISIS) memiliki 20 anggota untuk saat itu hingga 20 ribu anggota, kami telah menunjukkan semuanya ke Amerika. Ketika kami bertanya apa yang akan mereka lakukan dengan informasi ini, mereka selalu memberi jawaban yang mengelak, dengan mengatakan itu di tangan pengambil keputusan,” katanya yang dilansir Rabu (16/3/2016).

Kepala intelijen FSA itu mengaku dilatih di luar negeri. Dia telah merekrut 30 orang yang terpercaya, yang disusupkan ke ISIS di kota-kota di Suriah, termasuk Raqqa, Al-Bab, Tel Abyad dan lain-lain. Untuk operasi keuangan, kepala mata-mata FSA itu meminta 30 ribu per bulan dari Amerika. Namun, dia mengaku hanya menerima USD10 ribu.

Salah satu agen "M" yang paling berharga adalah sosok yang disebut sebagai “tahi lalat di unit keuangan ISIS di Manbij, dekat perbatasan Turki. Sebuah laporan yang dia tunjukkan pada media Prancis itu mengungkap ada pembayaran USD74 ribu dari seorang mantan anggota parlemen yang bernama Radwan Habib kepada saudaranya yang dikenal dengan nama pendek Ali, seorang emir ISIS di Maskaneh, Aleppo.

Agen FSA dan informan kerap melakukan berbagai operasi yang berisiko. Salah satu foto yang ditunjukkan "M" adalah sebuah kamp pelatihan di sebelah utara Provinsi Latakia yang sering dikunjungi oleh militan ISIS asing.

Tentu saja saya ditransmisikan ini untuk kontak dengan Barat, dengan koordinat GPS tetapi tidak mendapat respon,” ujarnya. ”Agen saya juga berhasil mendapatkan nomor telepon pejabat ISIS, nomor seri dari peralatan satelit dan alamat IP (mereka). Tapi sekali lagi, nol respons,” imbuh dia.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6397 seconds (0.1#10.140)