AS Prihatin Saudi Setop Bantuan Militer ke Libanon
A
A
A
WASHINGTON - Amerika Serikat (AS) mengkritik sikap sekutunya di Timur Tengah, Arab Saudi, yang menghentikan dana bantuan militer kepada Angkatan Bersenjata Libanon. Bulan lalu, Arab Saudi menyatakan bahwa pihaknya telah menghentikan paket bantuan senilai USD 3 miliar untuk tentara Libanon.
Penghentian bantuan militer ini sebagai respon terhadap kegagalan Beirut untuk mengutuk serangan Januari di misi diplomatik Arab di Iran. "Kami telah mengungkapkan keprihatinan kami tentang laporan diputusnya bantuan pemerintah Saudi. Tetapi saya tidak akan berbicara tentang rincian terkait hal itu," kata Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, John Kirby, dikutip dari Reuters, Rabu (9/3/2016).
Menurut Washington, bantuan internasional ke Libanon amatlah penting untuk membatasi pengaruh Iran yang didukung Hizbullah. "Bantuan untuk Angkatan Bersenjata Libanon dan lembaga negara lain yang sah adalah penting untuk membantu mengurangi peran Hizbullah dan pihak asing," kata Kirby.
Hizbullah sendiri adalah sebuah organisasi paramiliter Syiah yang juga merupakan kekuatan politik terkuat di Libanon. Kelompok ini telah dimasukkan ke dalam daftar kelompok teroris oleh AS dan Uni Eropa.
Penghentian bantuan militer ini sebagai respon terhadap kegagalan Beirut untuk mengutuk serangan Januari di misi diplomatik Arab di Iran. "Kami telah mengungkapkan keprihatinan kami tentang laporan diputusnya bantuan pemerintah Saudi. Tetapi saya tidak akan berbicara tentang rincian terkait hal itu," kata Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, John Kirby, dikutip dari Reuters, Rabu (9/3/2016).
Menurut Washington, bantuan internasional ke Libanon amatlah penting untuk membatasi pengaruh Iran yang didukung Hizbullah. "Bantuan untuk Angkatan Bersenjata Libanon dan lembaga negara lain yang sah adalah penting untuk membantu mengurangi peran Hizbullah dan pihak asing," kata Kirby.
Hizbullah sendiri adalah sebuah organisasi paramiliter Syiah yang juga merupakan kekuatan politik terkuat di Libanon. Kelompok ini telah dimasukkan ke dalam daftar kelompok teroris oleh AS dan Uni Eropa.
(ian)