Wanita Pemenggal Anak di Rusia Dendam pada Serangan Putin di Suriah
A
A
A
MOSKOW - Gyulchekhra Bobokulova, 38, wanita yang memenggal gadis cilik dan memamerkan potongan kepala korban di Moskow, mengaku aksinya sebagai balas dendam atas serangan rezim Presiden Vladimir Putin di Suriah.
Bobokulova membuat heboh Moskow setelah memamerkan potongan kepala korban bernama Nastya M yang baru berumur lima tahun di luar stasiun di metro Oktyabrskoe Pole. Tersangka adalah seorang baby sitter sedangkan korbannya adalah anak asuhnya.
(Baca: Fakta-fakta Horor Wanita Pemenggal Anak di Moskow)
”Saya membalas dendam terhadap darah mereka yang tumpah,” kata Bobokulova, yang merupakan warga Uzbekistan itu, seperti dikutip Reuters, Kamis (3/3/2016).
“Putin menumpahkan darah, pesawatnya melakukan pengeboman. Mengapa jadi Muslim yang terbunuh? Mereka juga ingin hidup,” katanya dalam sebuah video yang disebarkan seorang blogger.
Bobokulova dalam sidang awal di Moskow, sebelumnya membuat klaim aneh. Dia mengaku aksi pembunuhan secara kejam terhadap gadis cilik yang dia asuh itu atas perintah Tuhan.
(Baca juga: Wanita Pemenggal Gadis Cilik di Rusia Mengaku Diperintah Tuhan)
Wanita yang dijuluki “pengasuh berdarah” itu telah diperiksa kejiwaannya. ”Itu Tuhan yang memerintahkan,” katanya kepada wartawan saat dibawa ke pengadilan.
Kremlin sendiri seperti diketahui telah meluncurkan serangan udara di Suriah sejak 30 September 2015 atas permintaan Presiden Suriah Bashar Al-Assad.
Intervensi Rusia telah menolong rezim Assad mengubah situasi konflik di negara Timur Tengah itu. Salah satunya, pasukan Assad berhasil merebut sejumlah wilayah yang sebelumnya dikuasai pemberontak dan kelompok teror.
Bobokulova membuat heboh Moskow setelah memamerkan potongan kepala korban bernama Nastya M yang baru berumur lima tahun di luar stasiun di metro Oktyabrskoe Pole. Tersangka adalah seorang baby sitter sedangkan korbannya adalah anak asuhnya.
(Baca: Fakta-fakta Horor Wanita Pemenggal Anak di Moskow)
”Saya membalas dendam terhadap darah mereka yang tumpah,” kata Bobokulova, yang merupakan warga Uzbekistan itu, seperti dikutip Reuters, Kamis (3/3/2016).
“Putin menumpahkan darah, pesawatnya melakukan pengeboman. Mengapa jadi Muslim yang terbunuh? Mereka juga ingin hidup,” katanya dalam sebuah video yang disebarkan seorang blogger.
Bobokulova dalam sidang awal di Moskow, sebelumnya membuat klaim aneh. Dia mengaku aksi pembunuhan secara kejam terhadap gadis cilik yang dia asuh itu atas perintah Tuhan.
(Baca juga: Wanita Pemenggal Gadis Cilik di Rusia Mengaku Diperintah Tuhan)
Wanita yang dijuluki “pengasuh berdarah” itu telah diperiksa kejiwaannya. ”Itu Tuhan yang memerintahkan,” katanya kepada wartawan saat dibawa ke pengadilan.
Kremlin sendiri seperti diketahui telah meluncurkan serangan udara di Suriah sejak 30 September 2015 atas permintaan Presiden Suriah Bashar Al-Assad.
Intervensi Rusia telah menolong rezim Assad mengubah situasi konflik di negara Timur Tengah itu. Salah satunya, pasukan Assad berhasil merebut sejumlah wilayah yang sebelumnya dikuasai pemberontak dan kelompok teror.
(mas)