Dituding Bantu ISIS, Rusia Sebut Turki Berbohong
A
A
A
MOSKOW - Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, menyatakan, tudingan Turki soal serangan Rusia di Suriah yang menyasar warga sipil adalah sebuah kebohongan. Tidak hanya itu, Zakharova juga mengecam pernyataan Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu yang menyatakan Rusia diam-diam mendukung ISIS.
Menurut Zakharova, pernyataan itu benar-benar tidak dapat diterima. "Turki mengejar kepentingannya sendiri di Suriah, yang jauh dari penyelesaian krisis," kata Zakharova dalam konferensi pers mingguannnya seperti dilansir dari laman Sputniknews, Kamis (18/2/2016).
Zakharova mengatakan, tidak ada bukti langsung maupun tidak langsung bahwa Rusia telah berpartisipasi dalam serangan terhadap rumah sakit di Suriah. Menurutnya, serangan udara Rusia di Suriah telah diatur sedemikian rupa. Semua informasi mengenai keberadaan warga atau fasilitas sipil maupun informasi sejenisnya sudah dimasukan sebagai informasi tambahan.
Turki dan Rusia memang telah terlibat ketegangan dalam beberapa bulan terakhir. Salah satu penyebab utamanya adalah penambakan yang dilakukan jet tempur Turki terhadap jet Rusia yang dituding telah melanggar wilayah Turki. Sementara Rusia sendiri menyebut jet tempur mereka masih berada di wilayah udara Rusia.
Selain insiden jet tempur, ketegangan juga muncul dari saling tuding diantara keduanya. Rusia menuduh Turki menjadi penampung minyak ilegal yang dipasok oleh ISIS. ISIS menyuplai minyak itu dari kilang-kilang yang mereka kuasai di wilayah Suriah.
Menurut Zakharova, pernyataan itu benar-benar tidak dapat diterima. "Turki mengejar kepentingannya sendiri di Suriah, yang jauh dari penyelesaian krisis," kata Zakharova dalam konferensi pers mingguannnya seperti dilansir dari laman Sputniknews, Kamis (18/2/2016).
Zakharova mengatakan, tidak ada bukti langsung maupun tidak langsung bahwa Rusia telah berpartisipasi dalam serangan terhadap rumah sakit di Suriah. Menurutnya, serangan udara Rusia di Suriah telah diatur sedemikian rupa. Semua informasi mengenai keberadaan warga atau fasilitas sipil maupun informasi sejenisnya sudah dimasukan sebagai informasi tambahan.
Turki dan Rusia memang telah terlibat ketegangan dalam beberapa bulan terakhir. Salah satu penyebab utamanya adalah penambakan yang dilakukan jet tempur Turki terhadap jet Rusia yang dituding telah melanggar wilayah Turki. Sementara Rusia sendiri menyebut jet tempur mereka masih berada di wilayah udara Rusia.
Selain insiden jet tempur, ketegangan juga muncul dari saling tuding diantara keduanya. Rusia menuduh Turki menjadi penampung minyak ilegal yang dipasok oleh ISIS. ISIS menyuplai minyak itu dari kilang-kilang yang mereka kuasai di wilayah Suriah.
(ian)