Tiga Ancaman Dunia, ISIS Nomor Wahid dan Nuklir Korut Nomor Tiga

Kamis, 11 Februari 2016 - 08:52 WIB
Tiga Ancaman Dunia,...
Tiga Ancaman Dunia, ISIS Nomor Wahid dan Nuklir Korut Nomor Tiga
A A A
WASHINGTON - Kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) masuk daftar nomor wahid sebagai ancaman paling menakutkan bagi dunia versi Badan Intelijen Nasional Amerika Serikat (AS). Spionase cyber Rusia dan China di urutan kedua dan nuklir Korea Utara (Korut) di urutan ketiga.

Daftar ketiga ancaman terbesar dan paling berbahaya bagi dunia itu dipaparkan Direktur Intelijen Nasional AS, James Clapper, di hadapan senat AS di gedung Capitol Hill, kemarin.

Dalam laporannya berjudul “Worldwide Threat Assessment of the US Intelligence Community”, Clapper menyebut tahun 2016 menjadi salah satu tahun yang paling berbahaya dalam sejarah manusia.

1. ISIS

Menurut bos intelijen AS itu, ISIS menjadi kelompok teroris unggulan.”Sebuah kelompok militan yang bisa langsung dan menginspirasi serangan terhadap berbagai sasaran di seluruh dunia,” katanya.

Direktur Badan Intelijen Pertahanan AS, Letnan Jenderal Vincent Stewart, memperkirakan ancaman serangan ISIS semakin dekat. Menurutnya, ISIS mencoba untuk menyerang Eropa dan mengarahkan serangannya terhadap tanah air AS pada tahun 2016.

Clapper melanjutkan, kelompok ekstremis itu aktif di sekitar 40 negara yang mampu melakukan serangan dengan mengandalkan “serigala tunggal” atau militan yang beraksi sendirian di sebuah negara.

ISIS telah telah menyita fasilitas mesin pembuat paspor Suriah dan telah memproduksi paspor. ”Sehingga mereka dapat melakukan perjalanan yang seolah-olah sebagai wisatawan yang sah,” ujar Clapper, seperti dikutip news.com.au, Kamis (11/2/2016).

2. Spionase Cyber Rusia dan China

Badan intelijen memasukkan spionase cyber oleh hacker Rusia dan China sebagai ancaman berbahaya nomor dua bagi dunia karena hacker bisa membocorkan informasi rahasia militer sebuah negara. Sebelumnya, kelompok hacker yang diduga dari Korut telah sukses memperdaya perusahaan film raksasa Hollywood.


Clapper mengatakan spionase cyber terus menimbulkan risiko besar bagi pemerintah di berbagai negara. Dia memperingatkan bahwa ISIS juga telah mengembangkan kemampuan seperti itu.

Secara khusus, Clapper mencemaskan hacker Rusia dan China yang mampu menargetkan industri, jaringan milter dan struktur informasi paling penting milik AS.

Kami akan memantau kepatuhan dengan komitmen dengan China yang dibuat pada September 2015, bahwa China bersedia menahan diri untuk melakukan atau sengaja mendukung pencurian cyber,” ujar Clapper.

AS sendiri sempat dibuat malu dengan peretasan yang dilakukan simpatisan ISIS pada tahun lalu, di mana halaman akun Twitter Pusat Komando AS diretas dan diolok-olok dengan dianggap tidak ada apa-apanya dibandingkan kemampuan cyber dari pemerintah Rusia dan China.

Presiden Barack Obama kemarin meminta anggaran senilai USD3,1 miliar kepada Kongres senilai untuk program cybersecurity. Menurut Obama, sistem infrastruktur maya AS telahterjebak pada tahun 1960, yang rentan terhadap setiap serangan cyber. ”Itu akan harus berubah," kata Obama.

3. Nuklir Korea Utara

Ancaman paling menakutkan nomor tiga bagi dunia versi badan intelijen AS adalah nuklir Korea Utara (Korut). Menurut Clapper, Korut mampu memproduksi hingga 100 bom nuklir setidaknya hingga 2020.

Korut telah mulai membangun kembali reaktor plutonium di Yongbyon di perbatasan China. Padahal, fasilitas reaktor nuklir itu telah ditutup pada tahun 2007.

Para ahli senjata nuklir yang berbasis di AS percaya bahwa Pyongyang memiliki kemampuan untuk mengubah 10 bom nuklir yang dimilikinya menjadi 20 hingga 100 pada tahun tahun 2020.


Para pejabat AS sendiri mengakui bahwa rezim Kim Jong-un itu telah membuat kemajuan pesat terkait program senjata nuklirnya.

Clapper mengatakan kepada Komite Intelijen dan Angkatan Bersenjata Senat AS bahwa reaktor nuklir milik Korut sejatinya telah beroperasi lama untuk memulihkan plutonium dalam hitungan minggu hingga bulan.

Kesaksian Kepala Intelijen AS ini senada dengan laporan kantor berita KCNA yang dikelola Pemerintah Korut yang melaporkan bahwa fasilitas nuklir Yongbyon sepenuhnya sudah beroperasi.

Korut sendiri pernah “menggebrak dunia” dengan klaim berhasil menguji coba senjata nuklir jenis bom hidrogen meski dalam bentuk miniatur, pada 6 Januari 2016. Tapi, banyak ahli dan Clapper masih skeptis dengan klaim Korut itu.”Rendahnya hasil tes tidak konsisten dengan tes yang sukses dari perangkat termonuklir,” kata Clapper.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8379 seconds (0.1#10.140)