Netanyahu Tolak Ultimatum Prancis Soal Palestina
A
A
A
YERUSALEM - Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menolak inisiatif perdamaian Prancis. Sebaliknya, ia meminta Prancis untuk lebih 'sadar' dalam melakukan pendekatan terhadap konflik Israel-Palestina.
Menurut Netanyahu, ancaman Prancis yang akan mengakui negara Palestina jika upaya perdamaian tidak berhasil, merupakan bentuk insentif kepada Palestina untuk datang dan tidak ada kompromi.
"Saya menilai ada hal serius yang harus dibahas mengenai hal ini. Kami selalu serius dalam melakukan upaya apapun dan posisi kami sangat jelas: Kami siap untuk melakukan negosiasi langsung tanpa syarat dan tanpa didikte," tegasnya, seperti dikutip dari laman Reuters, Minggu (31/1/2016).
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius mengatakan, Prancis akan mengakui negara Palestina. Hal itu akan dilakukan jika upaya damai yang diusung oleh Prancis tidak dapat memecahkan kebuntuan Israel-Palestina.
Langkah tersebut menimbulkan kekhawatiran di Israel. Mereka khawatir langkah Prancis ini akan diikuti oleh sejumlah negara Eropa lainnya. Pasalnya, negara-negara Eropa sudah lama menentang pembangunan pemukiman di wilayah yang diduduki Israel.
Menurut Netanyahu, ancaman Prancis yang akan mengakui negara Palestina jika upaya perdamaian tidak berhasil, merupakan bentuk insentif kepada Palestina untuk datang dan tidak ada kompromi.
"Saya menilai ada hal serius yang harus dibahas mengenai hal ini. Kami selalu serius dalam melakukan upaya apapun dan posisi kami sangat jelas: Kami siap untuk melakukan negosiasi langsung tanpa syarat dan tanpa didikte," tegasnya, seperti dikutip dari laman Reuters, Minggu (31/1/2016).
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius mengatakan, Prancis akan mengakui negara Palestina. Hal itu akan dilakukan jika upaya damai yang diusung oleh Prancis tidak dapat memecahkan kebuntuan Israel-Palestina.
Langkah tersebut menimbulkan kekhawatiran di Israel. Mereka khawatir langkah Prancis ini akan diikuti oleh sejumlah negara Eropa lainnya. Pasalnya, negara-negara Eropa sudah lama menentang pembangunan pemukiman di wilayah yang diduduki Israel.
(ian)