Kelaparan Parah di Suriah, Ini Pembelaan Rezim Assad

Sabtu, 16 Januari 2016 - 15:29 WIB
Kelaparan Parah di Suriah,...
Kelaparan Parah di Suriah, Ini Pembelaan Rezim Assad
A A A
NEW YORK - Rezim Pemerintah Presiden Bashar Al-Assad melakukan pembelaan atas kondisi kelaparan parah di sejumlah kota di Suriah yang memicu kemarahan masyarakat internasional. Rezim Assad menuduh pemberontak Suriah yang menyebabkan kelaparan warga sipil selama konflik lima tahun terakhir.

Pembelaan rezim Assad itu disampaikan di depan Dewan Keamanan PBB. Menurut mereka, tidak ada yang peduli terhadap penderitaan orang-orang Suriah kecuali Pemerintah Assad.

Dewan Keamana PBB menggelar pertemuan pada hari Jumat untuk membahas nasib sekitar 400 ribu warga di beberapa kota di Suriah yang menderita kelaparan. Pertemuan itu merupakan yang kedua setelah foto-foto kelaparan warga sipil di Kota Madaya dan sekitarnya beredar secara online.

Rezim Assad disalahkan atas pengepungan di Kota Madaya, sedangkan pasukan pemberontak juga disalahkan atas pengepungan beberapa kota di Idlib yang menyebabkan banyak warga sipil kelaparan.

Organisasi bantuan internasional Medecins Sans Frontieres (MSF) telah mengkonfirmasi bahwa ada 35 kasus kematian akibat kelaparan di Madaya. Pemerintah Suriah adalah pemerintah yang paling memperhatikan rakyatnya,” klaim Wakil Utusan Suriah untuk PBB, Mounzer Mounzer di hadapan 15 anggota DK PBB.

Tidak ada yang bisa mengklaim lebih peduli orang-orang kita daripada kami, tidak ada negara lain, terutama ketika datang untuk memberikan bantuan ke daerah-daerah di bawah kendali kelompok teroris bersenjata,” lanjut dia, seperti dikutip Reuters, Sabtu (16/1/2016).

Bantuan PBB telah mencapai Madaya untuk pertama kalinya pada Senin lalu. Menurut pejabat PBB, banyak warga Madaya kekurangan gizi dan nyaris tidak bergerak karena hanya terlihat seperti kerangka yang dibalut kulit.

Tanggung jawab utama untuk penderitaan ini terletak pada kubu yang mempertahankan pengepungan,” kata Wakil Kepala Bantuan PBB Kyung-Wha Kang. ”Hal ini, bagaimanapun, bersama dengan orang-orang yang melakukan kegiatan militer di atau dari daerah penduduk, sehingga menggunakan warga sipil sebagai perisai dan menempatkan mereka dalam bahaya,” lanjut dia.

Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon, menegaskan bahwa pembiaran kelaparan warga sipil sebagai “senjata perang” adalah bentuk kejahatan perang.
(mas)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0693 seconds (0.1#10.140)