Rusia Klaim Serangan Udaranya Bebaskan 20 Daerah di Suriah
A
A
A
MOSKOW - Rusia mengklaim serangan udaranya turut membantu Angkatan Bersenjata Suriah dalam merebut kembali 20 daerah dari tangan ISIS. Menurut Kremlin, pemboman yang dilakukan oleh pasukan Rusia telah membuat anggota ISIS berbondong-bondong melarikan diri.
"Pasukan Angkatan Darat Suriah dengan dukungan dari Angkatan Udara Rusia melakukan serangan terhadap ibukota ISIS, Raqqa. Sebagai hasil dari serangan ini, sekitar 20 daerah pemukiman berhasil dibebaskan dari ekstrimis," kata Staf Umum Kepala Operasional Direktorat Umum Angkatan Bersenjata Rusia, Letjen Sergey Rudskoy, dikutip dari Express, Selasa (29/12/2015).
Rudskoy juga mengungkapkan, bahwa Rusia telah berhasil membangun oposisi lokal yang kuat untuk melawan pendudukan ISIS. Rusia membentuk Angkatan Demokrat Suriah pada bulan Oktober dalam upaya menyatukan suku Kurdi, Arab, Assyria, Armenia, dan milisi Turkmen.
"Startegi yang kami pilih dan ditujukan untuk memblokir saluran keuangan teroris dan menarik kelompok oposisi patriotik untuk memerangi teroris telah membuahkan hasil," katanya.
"Kami bermaksud untuk melanjutkan pekerjaan kami, yang ditujukan untuk menyatukan semua kekuatan yang tertarik untuk membebaskan Suriah dari teroris internasional," sambungnya.
Rusia mulai melakukan serangan udara di Suriah pada akhir September lalu, setelah Presiden Bashar al-Assad mengirimkan surat kepada Presiden Vladimir Putin untuk menggempur kelompok teroris di negara itu.
"Pasukan Angkatan Darat Suriah dengan dukungan dari Angkatan Udara Rusia melakukan serangan terhadap ibukota ISIS, Raqqa. Sebagai hasil dari serangan ini, sekitar 20 daerah pemukiman berhasil dibebaskan dari ekstrimis," kata Staf Umum Kepala Operasional Direktorat Umum Angkatan Bersenjata Rusia, Letjen Sergey Rudskoy, dikutip dari Express, Selasa (29/12/2015).
Rudskoy juga mengungkapkan, bahwa Rusia telah berhasil membangun oposisi lokal yang kuat untuk melawan pendudukan ISIS. Rusia membentuk Angkatan Demokrat Suriah pada bulan Oktober dalam upaya menyatukan suku Kurdi, Arab, Assyria, Armenia, dan milisi Turkmen.
"Startegi yang kami pilih dan ditujukan untuk memblokir saluran keuangan teroris dan menarik kelompok oposisi patriotik untuk memerangi teroris telah membuahkan hasil," katanya.
"Kami bermaksud untuk melanjutkan pekerjaan kami, yang ditujukan untuk menyatukan semua kekuatan yang tertarik untuk membebaskan Suriah dari teroris internasional," sambungnya.
Rusia mulai melakukan serangan udara di Suriah pada akhir September lalu, setelah Presiden Bashar al-Assad mengirimkan surat kepada Presiden Vladimir Putin untuk menggempur kelompok teroris di negara itu.
(ian)