Brigade Perempuan ISIS Mutilasi Ibu karena Menyusui tanpa Penutup
A
A
A
RAQQA - Brigade Al-Khansa, kelompok perempuan ISIS menjatuhkan hukuman barbar pada seorang ibu di Suriah karena menyusui anak tanpa menutupinya dengan burqa. Korban dilaporkan dimutilasi sebelum dibunuh.
Al-Khansa adalah brigade khusus yang dibentuk untuk menegakkan hukum syariat ala ISIS secara ketat di wilayah “khilafah” Daesh atau ISIS.
Aisha, mantan penduduk Raqqa di Suriah yang sekarang tinggal di Turki selatan, mengungkap praktik hukuman yang dijalankan Brigade Al-Khansa.”Sekelompok ‘polisi’ (ISIS) mengambil bayi, memberikannya kepada wanita lain, dan kemudian membunuh ibu (bayi),” kata Aisha kepada Sunday Times.
Harrowingly, situs media sosial pro-ISIS mengungkapkan bahwa ibu itu dimutilasi sebelum dia tewas. Anggota Brigade Al-Khansa sebagian besar wanita asing yang bergabung dengan ISIS. Sebanyak 60 wanita Inggris dilaporkan menjadi anggota brigade yang beroperasi di Raqqa, wilayah yang diklaim ISIS sebagai ibu kotanya.
Salah satu mantan guru Suriah yang berhasil melarikan diri dari Kota Raqqa juga memberikan kesaksian untuk Channel 4 dalam sebuah film dokumenter. “Kami tidak memiliki kebebasan. Kami tidak bisa pergi keluar di balkon atau melihat melalui jendela. Mereka akan menangkap seorang wanita jika dia memakai parfum atau menimbulkan suara. Suara seorang wanita tidak dapat didengar,” ujar mantan guru perempuan itu yang identitasnya dirahasiakan.
Mantan guru itu mengaku pernah ditangkap Brigade Al-Khansa dan sempat disiksa. ”Mereka mengatakan mata saya terlihat melalui jilbab saya. Saya disiksa. Mereka mengecam saya. Beberapa dari mereka menghukum wanita dengan menggigit,” ujarnya, seperti dikutip dari Mirror, Senin (28/12/2015).
Al-Khansa adalah brigade khusus yang dibentuk untuk menegakkan hukum syariat ala ISIS secara ketat di wilayah “khilafah” Daesh atau ISIS.
Aisha, mantan penduduk Raqqa di Suriah yang sekarang tinggal di Turki selatan, mengungkap praktik hukuman yang dijalankan Brigade Al-Khansa.”Sekelompok ‘polisi’ (ISIS) mengambil bayi, memberikannya kepada wanita lain, dan kemudian membunuh ibu (bayi),” kata Aisha kepada Sunday Times.
Harrowingly, situs media sosial pro-ISIS mengungkapkan bahwa ibu itu dimutilasi sebelum dia tewas. Anggota Brigade Al-Khansa sebagian besar wanita asing yang bergabung dengan ISIS. Sebanyak 60 wanita Inggris dilaporkan menjadi anggota brigade yang beroperasi di Raqqa, wilayah yang diklaim ISIS sebagai ibu kotanya.
Salah satu mantan guru Suriah yang berhasil melarikan diri dari Kota Raqqa juga memberikan kesaksian untuk Channel 4 dalam sebuah film dokumenter. “Kami tidak memiliki kebebasan. Kami tidak bisa pergi keluar di balkon atau melihat melalui jendela. Mereka akan menangkap seorang wanita jika dia memakai parfum atau menimbulkan suara. Suara seorang wanita tidak dapat didengar,” ujar mantan guru perempuan itu yang identitasnya dirahasiakan.
Mantan guru itu mengaku pernah ditangkap Brigade Al-Khansa dan sempat disiksa. ”Mereka mengatakan mata saya terlihat melalui jilbab saya. Saya disiksa. Mereka mengecam saya. Beberapa dari mereka menghukum wanita dengan menggigit,” ujarnya, seperti dikutip dari Mirror, Senin (28/12/2015).
(mas)