Wanita Cantik Ini Ditolak Masuk Australia karena Kelahiran Suriah
A
A
A
LONDON - Wanita cantik asal Inggris bernama Zahra Ramadani, 30, ditolak masuk ke Australia, hanya karena dia lahir di Suriah. Padahal, Zahra, meninggalkan Suriah sejak dia berusia empat tahun.
Zahra yang tercatat sebagai warga London, mempertanyakan mengapa dia belum mendapatkan visa untuk liburan dua minggu ke Australia. Padahal teman-temannya sudah diizinkan masuk.
Wanita itu mengklaim bawha dia sudah berhasil mengisi aplikasi untuk Travel Authority Electronic (ETA). Tetapi Komisi Tinggi terkait kemudian memberitahu dia bahwa aplikasinya dicabut dan dia tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan visa Australia. Kejadian itu dialami Zahra saat menjalani pemeriksaan untuk persiapan terbang ke Australia.
Zahra Ramadani dijadwalkan terbang ke Australia pada tanggal 24 Desember 2015 dengan seorang teman.”Saya bertanya apa yang salah. Saya mendapat balasan (dari Komisi Tinggi) yang mengatakan (visa) itu dikeluarkan dalam kesalahan dan itu membutuhkan waktu yang lebih untuk pengolahan,” kata Zahra kepada ABC News.
Zahra telah merencanakan untuk tinggal di Australia sampai 1 Januari 2016 setelah menghabiskan malam Tahun Baru di Sydney dan kemudian melakukan perjalanan ke Selandia Baru selama 17 hari ke depan.
Zahra Ramadani mengatakan kepada The Guardian bahwa dia yakin ditolak masuk ke Australia karena dia lahir di Suriah. ”Saya benar-benar kecewa karena saya warga negara Inggris dan saya telah tinggal di sini untuk sebagian besar waktu hidup saya. Saya taat hukum dan saya menjalani hidup sebagai warga London secara normal. Saya tidak jauh dari agama,” ujarnya, yang dilansir Jumat (25/12/2015).
Sebelumnya, Ajmal Masroor, 44, warga London utara mengklaim bahwa dia dilarang naik pesawat Virgin Atlantic dari Heathrow ke New York pekan lalu oleh staf Kedutaan AS yang mengatakan visa bisnisnya telah dicabut.
”Saya benar-benar marah karena liburan saya dimaksudkan untuk dimulai pada hari Kamis. Ini menghancurkan teman saya juga. Kami memesan tiket dan akomodasi tiga bulan yang lalu dan saya sudah menabung. Saya sudah tidak punya waktu luang tahun ini dan telah bekerja sangat keras untuk ini,” kesal warga Muslim.
Zahra yang tercatat sebagai warga London, mempertanyakan mengapa dia belum mendapatkan visa untuk liburan dua minggu ke Australia. Padahal teman-temannya sudah diizinkan masuk.
Wanita itu mengklaim bawha dia sudah berhasil mengisi aplikasi untuk Travel Authority Electronic (ETA). Tetapi Komisi Tinggi terkait kemudian memberitahu dia bahwa aplikasinya dicabut dan dia tidak memenuhi syarat untuk mendapatkan visa Australia. Kejadian itu dialami Zahra saat menjalani pemeriksaan untuk persiapan terbang ke Australia.
Zahra Ramadani dijadwalkan terbang ke Australia pada tanggal 24 Desember 2015 dengan seorang teman.”Saya bertanya apa yang salah. Saya mendapat balasan (dari Komisi Tinggi) yang mengatakan (visa) itu dikeluarkan dalam kesalahan dan itu membutuhkan waktu yang lebih untuk pengolahan,” kata Zahra kepada ABC News.
Zahra telah merencanakan untuk tinggal di Australia sampai 1 Januari 2016 setelah menghabiskan malam Tahun Baru di Sydney dan kemudian melakukan perjalanan ke Selandia Baru selama 17 hari ke depan.
Zahra Ramadani mengatakan kepada The Guardian bahwa dia yakin ditolak masuk ke Australia karena dia lahir di Suriah. ”Saya benar-benar kecewa karena saya warga negara Inggris dan saya telah tinggal di sini untuk sebagian besar waktu hidup saya. Saya taat hukum dan saya menjalani hidup sebagai warga London secara normal. Saya tidak jauh dari agama,” ujarnya, yang dilansir Jumat (25/12/2015).
Sebelumnya, Ajmal Masroor, 44, warga London utara mengklaim bahwa dia dilarang naik pesawat Virgin Atlantic dari Heathrow ke New York pekan lalu oleh staf Kedutaan AS yang mengatakan visa bisnisnya telah dicabut.
”Saya benar-benar marah karena liburan saya dimaksudkan untuk dimulai pada hari Kamis. Ini menghancurkan teman saya juga. Kami memesan tiket dan akomodasi tiga bulan yang lalu dan saya sudah menabung. Saya sudah tidak punya waktu luang tahun ini dan telah bekerja sangat keras untuk ini,” kesal warga Muslim.
(mas)