Pertemuan Oposisi Suriah Bikin Rusia Kesal
A
A
A
MOSKOW - Kementerian Luar Negeri Rusia mengecam pertemuan kelompok oposisi Suriah di Riyadh, Arab Saudi, yang menyerukan penggulingan Presiden Suriah, Bashar al-Assad.
Kemlu Rusia menyatakan, pertemuan tersebut tidaklah representatif dan menuduh pihak oposisi Suriah telah menetapkan sejumlah prasyarat untuk melakukan pembicaraan damai.
"Setiap kesepakatan penyelesaian politik harus dicapai melalui dialog antara pemerintah dan pasukan oposisi Suriah," begitu kata Kemlu Rusia seperti dikutip dari laman Xinhua, Minggu (13/12/2015).
Kemlu Rusia juga menyalahkan pihak oposisi Suriah yang telah mengundang teroris dalam pertemuan tersebut, seperti Jaish al-Islam atau Tentara Islam, yang Moskow tuduh telah menyerang kedutaan Rusia di Damaskus.
Kemlu Rusia kemudian mengatakan, Rusia siap untuk melanjutkan pembicaraan dalam kerangka International Suriah Support Group (ISSG), namun menekankan bahwa transisi politik di negara yang dilanda perang harus dimulai tanpa syarat.
"Hanya orang-orang Suriah yang dapat memutuskan nasib Suriah, dan perjanjian harus dihormati," demikian pernyataan Kemlu Rusia.
Kemlu Rusia menyatakan, pertemuan tersebut tidaklah representatif dan menuduh pihak oposisi Suriah telah menetapkan sejumlah prasyarat untuk melakukan pembicaraan damai.
"Setiap kesepakatan penyelesaian politik harus dicapai melalui dialog antara pemerintah dan pasukan oposisi Suriah," begitu kata Kemlu Rusia seperti dikutip dari laman Xinhua, Minggu (13/12/2015).
Kemlu Rusia juga menyalahkan pihak oposisi Suriah yang telah mengundang teroris dalam pertemuan tersebut, seperti Jaish al-Islam atau Tentara Islam, yang Moskow tuduh telah menyerang kedutaan Rusia di Damaskus.
Kemlu Rusia kemudian mengatakan, Rusia siap untuk melanjutkan pembicaraan dalam kerangka International Suriah Support Group (ISSG), namun menekankan bahwa transisi politik di negara yang dilanda perang harus dimulai tanpa syarat.
"Hanya orang-orang Suriah yang dapat memutuskan nasib Suriah, dan perjanjian harus dihormati," demikian pernyataan Kemlu Rusia.
(ian)